Sukses

Bahaya Buka Aplikasi Navigasi Saat Berkendara

Menggunakan aplikasi navigasi saat berkendara menyimpan sejumlah bahaya.

Liputan6.com, Jakarta Berbagai fitur aplikasi navigasi dewasa ini semakin menjamur di layar smartphone. Hal ini pun dimanfaatkan sejumlah pengendara baik sepeda motor maupun mobil untuk mencari atau mencapai lokasi tujuan.

Cara penggunaan aplikasi navigasi ini dianggap sangat mudah. Sebab layar telepon akan menampilkan beragam kondisi jalan bahkan memberikan alternatif jalan lain lantaran berbagai hal.

Tak hanya itu, perlengkapan tambahan juga diciptakan agar pengendara tak lagi memegang smartphone sembari mengemudi. Sebaliknya perlengkapan tersebut dibuat agar tangan pengendara dapat mengendalikan setang atau lingkar kemudi.

Meski banyak perangkat tambahan itu, namun Chief instruktur Rifat Drive Labs, Heri Wahyudi menyarankan agar pengendara tidak memantau aplikasi navigasi ketika mengemudi.

"Karena sangat mengganggu konsentrasi. Perhatikan ketika ada ojek online membaca maps, pasti akan ke kanan-kiri, itu karena tidak konsentrasi," ungkap Heri saat mengisi acara Coaching Clinic Safety Riding di di gedung Pertamina, Gambir, Jakarta, Kamis (22/2/2018).

 

2 dari 3 halaman

Selanjutnya

Heri menghimbau, jika menggunakan aplikasi navigasi ada baiknya ketika kendaraan dalam posisi berhenti. Tentu saja itu dilakukan di tepi jalan.

Pasalnya, jika pengemudi sembari bergerak atau mengoperasikan kendaraannya bukan tak mungkin hal itu justru berisiko menyebabkan terjadi kecelakaan.

Tak hanya itu, agar pengendara berkonsentrasi ketika melaju, ada baiknya terlebih dahulu mengetahui rencana perjalanan atau lokasi yang dituju.

"Pastikan terlebih dahulu posisi kita berada di mana. Apakah tepat atau tidak posisi maps saat berhenti. Selain itu perhatikan atau hafalkan jalur utama lebih dahulu," ujar Heri.

 

3 dari 3 halaman

Mengundang aksi kriminal

Tak hanya berisiko terhadap kecelakaan, sibuk dengan smartphone saat berada di sepeda motor maupun mobil juga mampu mengundang aksi kejahatan. Salah satunya perampasan.

Sebagai contoh, pada sepeda motor biasanya telepon genggam dipegang dengan satu tangan. Namun tak sedikit pula ditempel ke speedometer.

Hal serupa juga jika dilakukan di dalam mobil. Biasanya smartphone ditempel di kaca jendela.

"Itu memancing akan adanya accident seperti dijambret. Jadi berbahaya, jangan dilakukan," tutupnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: