Sukses

Pemilik Mobil di Kota Besar Lebih Sering Ganti Oli?

Bagi yang tinggal di kota besar, frekuensi penggantian oli bisa berbeda.

Liputan6.com, Jakarta Setiap pabrikan mobil selalu merekomendasikan penggantian oli dengan pilihan jarak atau waktu. Biasanya, untuk jarak antara 5 ribu kilometer sampai 10 ribu kilometer atau waktu enam bulan, dan mana yang lebih dulu tercapai.

Akan tetapi, permasalahan yang sering terjadi bagi pemilik mobil di kota besar, seperti Jakarta, dengan tingkat kemacetan yang tinggi selalu lebih cepat mengganti oli.

Dijelaskan Retail Division Head Astra Otoparts, Indra Nugraha Wisuda, jika berbicara permasalahan pemilik kendaraan di kota besar yang lebih sering mengganti oli karena memang berbicara waktu nyala mesin dan kilometer.

"Tentunya, beban kendaraan yang berjalan katakan 20 km dengan jalan yang tidak macet selama 30 menit, bakal lebih ringan dengan mobil yang menempuh jarak yang sama tapi dengan kondisi macet hingga satu jam perjalanan," jelas Indra saat berbincang dengan wartawan di Menara Mandiri, Jakarta Pusat, Jumat (23/2/2018).

Lanjut Indra, jadi sebenarnya yang harus dilihat itu running hours atau waktu mesin menyala. Pasalnya, mesin akan nyala lebih lama dibanding jarak tempuh.

"Hanya saja kita di kendaraan mengenal 5 ribu kilometer atau 10 ribu kilometer, atau enam bulan, dan mana yang lebih dulu sampai (untuk mengganti oli)," pungkasnya.

2 dari 2 halaman

Ternyata, Berbahaya Tempel Stiker `Ayah, Ibu, Anak` di Mobil

Stiker susunan anggota keluarga yang tertampang di kaca belakang mobil bukanlah pemandangan yang baru. Namun, tahukah Anda stiker ini bisa menarik perhatian pelaku tindak kejahatan?

Dilansir dari Dailymail, Jumat (4/12/2015), pihak kepolisian memperingatkan bahaya stiker "My Family" di mobil. Mereka percaya, stiker itu secara langsung memberikan informasi kepada orang yang salah. Ya, hal inilah yang dialami Kathleen Wiggins yang tinggal di Florida. Ia tak menyangka stiker yang mengungkap profesi suami sebagai tentara angkatan laut membuatnya jadi incaran penjahat.

Stiker itu secara tidak langsung memberi tahu bahwa ia sering sendiri di rumah. Parahnya lagi, dalam stiker itu ada informasi bahwa ia hanya tinggal dengan anak-anak dan anjing kecil.

Jangan pasang stiker keluarga di mobil 

Seorang kriminolog Bond University sekaligus mantan polisi Terry Goldsworthy menuturkan, stiker seperti itu sama saja membuka kelemahan.

Ia pun mengharamkan informasi sejenis terpampang ke publik. Goldsworthy pun mengingatkan, informasi itu bisa dimanfaatkan pihak lain untuk berbagai motif kejahatan. "Ketika mereka mengetahui struktur keluarga, mobil dan rumah Anda, sementara stikernya mungkin tidak penting," kata dia.

Data ini diperkuat laporan FBI pada 2012 yang mengungkap lebih dari dua juta tindak pencurian di AS, yang mana lebih dari 75 persen terjadi di rumah. So, tetap waspada ya....

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: