Liputan6.com, Surabaya - Masih ingat dengan perjalanan lintas benua yang dilakukan bule asal Belanda dengan mobil listriknya? Bule bernama Wiebe Wakker tersebut mengalami banyak hambatan di Indonesia, setelah alat pengisiannya jebol, beberapa waktu lalu mobil listriknya terendam banjir di Sidoarjo.
Melalui akun Instagram @plugmeintravel, mobil tersebut mengalami kerusakan yang cukup parah dan biaya perbaikan mencapai €5.000 (setara Rp 84 juta).Â
Advertisement
Baca Juga
Untuk mencapai misinya sampai ke Australia, Wiebe melakukan crowdfunding campaign dengan menawarkan jasa dirinya. Berdasarkan foto yang diunggah di akun Instagram @plugmeintravel, Wiebe menawarkan jasa sopir , presentasi, hingga pemasangan logo sponsor di mobilnya.
Dana tersebut, selain untuk biaya suku cadang, dibutuhkan juga untuk mendatangkan mekanik bernama Tim de Lange yang didatangkan langsung dari InnoSys Delft, Belanda. Mekanik tersebut datang pada pekan lalu dan mengidentifikasi kerusakan yang dialami oleh mobil listrik.
"Paket baterainya telah dilepas, dan setelah diperiksa, mereka (mekanik) melihat banyak air yang masuk ke dalam. Mereka juga terkejut melihat mobil masih bisa berjalan, padahal banyak kabel-kabel yang longgar," ungkap Wieke melalui akun Instagramnya.
Menurutnya, kemungkinan empat sel baterainya rusak dan perlu diputuskan. Dengan demikian, jarak tempuh mobil listriknya akan berkurang hingga 4 persen dibanding sebelumnya.Â
Saat ini mobil listrik sedang dalam proses perbaikan. "Akhirnya mengisi ulang kembali," ungkap Wiebe ke Liputan6.com melalui pesan singkat. Wiebe juga menambahkan, saat ini sedang memperbaiki motor elektriknya sebelum melanjutkan perjalanan ke Australia.
Awal Masuk Indonesia
Wiebe bersama mobil listriknya sampai di Kalimantan, Indonesia, pada 12 Desember lalu. Sebelumnya, Wiebe singgah terlebih dahulu di Sarikei, Malaysia. Perjalanan dilanjutkan ke Semarang menggunakan kapal feri. Hingga saat ini, Wiebe sudah sampai di Yogyakarta bersama mobil listriknya.
Baginya, Indonesia memberikan tantangan tersendiri selama dirinya melintasi berbagai negara. "Dengan spesifikasi 220 V dan 13 Amp, setidaknya membutuhkan waktu 14 jam untuk mengisi baterai mobil," ungkapnya kepada Liputan6.com melalui pesan singkat.
Sayangnya, hal tersebut tidak selalu berjalan mulus. "Hanya saja, banyak lokasi di Indonesia yang voltasenya masih rendah," ia menambahkan.
Hal tersebut berpengaruh terhadap durasi pengisian mobil listrik. "Ini menjadi tantangan di sini. Kebanyakan listrik di rumah warga memiliki spesifikasi 1.300 Watt, jadi untuk melakukan pengisian membutuhkan waktu hingga 64 jam," ucap Wiebe.
Di Indonesia, Wiebe akan meneruskan perjalanan ke arah timur. "Saya akan melanjutkan perjalanan ke Surabaya, Bali, Lombok, Sumba, Flores, lalu Timor Leste," pungkasnya.
Advertisement