Sukses

Soal Umbrella Girl, Bos F1: Hanya Omong Kosong

Sebagai pengganti umbrella girl, penyelerangga F1 dan Federation Internationale de l'Automobile sepakat akan menghadirkan anak-anak atau 'grid kids'.

Liputan6.com, Jakarta - Balapan Formula One (F1) musim 2018 dipastikan tidak akan menghadirkan gadis payung atau umbrella girl. Sebaliknya, penyelerangga F1 dan Federation Internationale de l'Automobile sepakat akan menggantinya dengan anak-anak atau 'grid kids'.

Meski sempat menjadi perbincangan publik, namun keputusan itu rupanya sudah bulat. Bahkan Presiden FIA Jean Todt menyatakan, omong kosong gadis-gadis cantik cantik di ajang  F1.

 

Todt menyatakan ada yang lebih penting dibicarakan daripada soal umbrella girl, salah satunya adalah soal regulasi baru F1 di 2021 yang membuat Ferrari mengancam keluar dari balapan jet darat, jika itu dilakukan.

“Ini (tidak ada umbrella girl) bukan masalah. Itu bodoh. Saya memiliki hal yang lebih penting dalam hidup saya untuk melakukan diskusi daripada soal umbrella girl. Saya minta maaf, karena telah banyak melakukan pembicaraan tentang omong kosong semacam (umbrella girl) ini," ungkap Todt seperti dilansir Crash.net, Sabtu (10/3/2018).

.

 

 

2 dari 3 halaman

Peran Wanita Seharusnya di Ajang Balap

Todt sendiri punya mimpi lain prihal keberadaan wanita di di dunia balap. Ya, menurutnya, wanita tak hanya menjadi pemanis yang membawa payung, melainkan ikut bersaing di balapan tingkat tertinggi seperti F1.

Hal ini dikatakan Todt lantaran adanya kontroversi setelah Anggota komisi wanita FIA, Carmen Jorda menyatakan bahwa pembalap wanita akan lebih cocok untuk balapan di Formula E dari pada F1 karena kendala fisik.

Todt sendiri tak ingin memberikan batasan kepada wanita-wanita yang ingin terjun di dunia balap apapun.  Sebaliknya, dia ingin melihat partisipasi wanita yang lebih banyak di semua ajang balap.

"Saya sangat mendukung wanita dalam balapan dan itu adalah sesuatu yang akan kami kembangkan. Saya frustrasi karena tidak melihat cukup banyak wanita di motorsport, tapi saya tidak akan memilih adanya kejuaraan khusus untuk wanita," tuturnya.

3 dari 3 halaman

Ancaman Ferrari Lebih Penting

Adapun ancaman Ferrari hengkang dari F1 ini disampaikan langsung CEO Ferrari, Sergio Marchionne beberapa waktu lalu. Setelah adanya rencana Liberty Media, sebagai penyelenggara F1 memiliki niatan membuat regulasi baru soal mesin balap di musim 2021.

Kabar regulasi F1 ini menuai protes beberapa pabrikan. Salah satu yang sangat keras menolak rencana tersebut siapa lagi kalau bukan pihak Ferrari.

Meski baru sekedar rencana, ternyata ancaman yang dilayangkan Ferrari tersebut dianggap bukan gertakan sambal. Setidaknya hal itu dirasakan mantan bos F1, Bernie Ecclestone.

Kata dia, jika mereka Kuda Jingkrak keluar dari ajang balapan jet darat, dikhawatirkan olah raga tersebut tidak dapat bertahan. Sebaliknya, Ecclestone menyatakan, Ferrari akan bertahan di luar balapan F1.

"Jika ini CEO Ferrari, Luca di Montezemolo, Anda tidak perlu menganggap (ancaman) tersebut terlalu serius, balapan adalah hidup Luca," ucap Ecclestone.

Namun, lanjut Ecclestone, hal ini berbeda dengan CEO Ferrari saat ini, Sergio Marchionne.

"Sergio dapat hidup tanpa Formula 1, dia hanya tertarik pada bisnis. Yang paling penting baginya adalah dia bisa memberi para pemegang saham hasil bisnis yang bagus. Saya khawatir Ferrari dapat hidup tanpa Formula 1, bukan sebaliknya," tuturnya.

Terang saja, Ecclestone menganggap keluarnya Ferrari dapat merugikan Formula 1. Sedangkan Sergio menurutnya tidak terlalu menyukai balapan F1