Sukses

Mengenal Hartawan, Restorer dan Pemilik Ratusan Mobil Klasik

Mengenal sosok Hartawan Setjodiningrat, seorang otomotif antusias dan seorang restorer yang memang sangat mencintai mobil klasik.

Liputan6.com, Jakarta - Saat menginjakan kaki di Hauwke's Auto Gallery (HAG), rasa takjub langsung muncul. Bagaimana tidak, di galeri yang beralamat di Jalan Puri Mutiara V1, Cilandak, Jakarta Selatan ini, tersimpan puluhan bahkan ratusan mobil klasik nan langka.

Puluhan mobil jadul layak jalan terpajang rapi di sini, mulai dari mobil produksi tahun 1908 hingga 1960-an. Mulai dari sedan, limosin, mobil sport, kendaraan militer, truk, hingga taksi London klasik terparkir rapi di tempat ini.

Terpajang rapinya mobil klasik tersebut, tidak lepas dari peran Hartawan Setjodiningrat. Ya, ia adalah seorang otomotif antusias dan seorang restorer yang memang sangat mencintai mobil klasik.

 

"Kecintaan saya dimulai pada 1979, saat saya bersekolah di Australia. Lalu, saat saat pulang pada 1980-an, saya mulai berburu mobil klasik di berbagai daerah di Indonesia," jelas pria yang akrab disapa Hauwke.

Saat ini, HAG memang sudah tidak dipegang oleh dirinya. Ia sudah mempercayakan kepada sang anak, Laurent Setjodiningrat. Kini, pria yang memulai hobi mengumpulkan mobil klasik dari umur 24 tahun ini, lebih suka berkeliling dunia dengan menggunakan Land Cruiser.

2 dari 3 halaman

Selanjutnya

"Mobil klasik pertama saya Austin Seven lansiran 1937. Mobil tersebut saya dapatkan di Temanggung, Jawa Tengah. Dari 1979 saya mulai restorasi, dan pada 1980-an mobil saya sudah 20 dan terus bertambah," kenangnya.

Berbicara soal restorasi mobil klasik, di bengkelnya yang juga terletak di HAG kini memiliki sekitar 15 mekanik. Namun, ia tidak membuka bagi kolektor mobil klasik untuk merestorasi di tempatnya, dan hanya sekali-kali membantu.

"Saya lebih suka melatih orang, kalau dikasih montir berarti bukan restorer dong. Ini kan masalah hobi, bukan jual-beli," ceritanya.

3 dari 3 halaman

Selanjutnya

Bagi Hartawan, setiap pehobi mobil klasik atau restorer mobil klasik, harus tetap mempelajari dasar mobil yang hendak dibangun. Artinya, ketika melakukan restorasi, harus kembali ke roots mobil tersebut, dan jangan asal pasang komponen.

"Saat ini, di galeri saya ada 80 mobil yang layak jalan. Sementara saya masih ada sekitar 20 mobil yang belum direstorasi," pungkasnya.