Liputan6.com, Jakarta - Segmen multi purpose vehicle (MPV) masih jadi yang paling besar di pasar roda empat Tanah Air. Namun, hal tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik oleh PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) sebagai distributor resmi Mazda di Indonesia.
Pasalnya, pabrikan asal Jepang ini tengah asyik berjualan SUV dan hatchback. Untuk model SUV Mazda sendiri cukup lengkap, seperti CX-3, CX-5, dan juga model baru CX-9.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Roy Arman Arfandy, Presiden Direktur PT EMI, prinsipal Mazda di Jepang memang sedang fokus berjualan SUV.
"Memang dari global Jepang fokus ke SUV, dan MPV mungkin hanya jadi pelengkap SUV yang ada," jelas Roy saat berbicang dengan wartawan di Senayan City, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, untuk di Indonesia sendiri juga sepertinya Mazda akan tetap fokus berjualan SUV. Lalu, bagaimana dengan nasib Mazda Biante di Tanah Air?
"Memang di market tidak banyak ya, karena masuk medium MPV. Ada satu merek yang dua besar itu saja di segmen tersebut," pungkas Roy.
Untuk diketahui, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Mazda Biante pada tahun lalu terjual sebanyak 455 unit.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pabrik Mazda di Indonesia
Pasar otomotif Indonesia tetap menggiurkan. Meskipun dalam beberapa tahun penjualan roda empat mengalami penyusutan, Indonesia masih tetap seksi untuk menjadi kawasan investasi di kawasan Asia Tenggara.
Hal tersebut juga berlaku bagi PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) sebagai distributor Mazda di Tanah Air. Meskipun masih terlihat jauh, pabrikan asal Jepang ini tetap memiliki rencana panjang untuk mendirikan pabrik perakitan di Indonesia.
"Tentu ada niatan kita untuk bangun assembly di sini. Tapi jumlahnya (penjualan) belum memadai untuk bangun pabrik di Indonesia. Kita tunggu penjualan kita signifikan, dan masuk skala ekonomi," jelas Presiden Direktur EMI Roy Arman Arfandy, di sela-sela media test drive Mazda CX-9 di Jakarta, Kamis malam (15/3/2018).
Lanjut Roy, untuk penjualan yang masuk skala ekonomi yang memungkinkan untuk membangun pabrik sendiri sekitar 15 ribu unit. Angka tersebut memang masih jauh, karena tahun lalu Mazda hanya mencatatkan penjualan 3.861 unit.
"Target tahun ini kan 8 ribu unit. Mungkin targetnya 3 sampai 5 tahun lagi. Jadi, penjualan 15 ribu unit atau lima tahun, mana yang tercapai terlebih dahulu," pungkasnya.
Saat ini, pihak Mazda Indonesia memang belum berbicara dengan prinsipal di Jepang. Namun, Indonesia tetap dinilai sebagai pasar yang potensial, karena jumlah penduduk dan rasio kepemilikan mobil masih sangat kecil.
"Nanti kalau penjualan sudah 13 ribu unit, pasti kita mulai ajak bicara," pungkasnya.
Advertisement