Sukses

Memahami Kondisi Mesin dari Warna Oli Bekas

Jika Anda berencana untuk ganti oli mesin, sebaiknya perhatikan warna oli bekasnya.

Liputan6.com, Jakarta Jika Anda memiliki rencana untuk mengganti oli kendaraan kesayangan, tidak ada salahnya untuk memperhatikan warna oli bekasnya. Ternyata, warna oli bekas dapat memperlihatkan kualitas pelumas sekaligus manfaatnya pada mesin.

Menurut Koh Kar Tai selaku Lubrican Lead, Asia Phillips 66 International Trading Pte. Ltd., warna pelumas bekas dipakai yang sesuai batas waktu seharusnya berwarna gelap atau hitam. Ini artinya pelumas tersebut memiliki kualitas baik, karena mampu membersihkan partikel kotoran dalam mesin yang tercipta akibat proses pembakaran. Artinya, mesin tetap terjaga kondisinya karena bersih.

Bagaimana jika pelumas bekas pakai berwarna putih? Kondisi ini mungkin saja terjadi dan sayangnya merupakan kondisi yang mengkhawatirkan. Soalnya, warna tersebut menunjukkan bahwa mesin sudah kemasukan air.

"Apabila pelumas yang dikeluarkan berwarna putih, itu artinya ada air masuk ke dalam mesin," jelas Koh.

Warna terakhir adalah bening atau sama seperti ketika pelumas dimasukkan ke dalam mesin. Menurut Koh, warna itu menunjukkan bahwa pelumas yang dipakai tak memiliki kemampuan membersihkan mesin. Tentunya kita mengetahui selama proses pembakaran, terbentuknya partikel kotoran yang menempel di ruang silinder dapat terjadi.

"Ketika pelumas bekas warnanya sama dengan pelumas yang baru dimasukkan, ini artinya oli tersebut tak punya cleanser. 80 persen pelumas terdiri atas based oil dan 20 persennya merupakan zat aditif. Aditif ini bermacam-macam, salah satunya adalah cleansing agent. Tujuannya untuk membersihkan partikel kotoran," tutup Koh.

Sumber : Otosia.com

2 dari 3 halaman

Jangan Asal Ganti Oli Mesin, Pahami Kodenya

Bagi pemilik mobil, menggunakan oli yang tepat bisa menjadi salah satu faktor penting meningkatkan performa. Tidak hanya untuk mencapai akselarasi maksimum, tapi juga menjaga daya tahan mesin mobil.

 

 

Ketika pemilik salah menggunakan oli, mobil akan terasa tidak bertenaga. Selain itu, dalam jangka panjang bisa merusak mesin. Sebenarnya, bila diperhatikan setiap oli mesin memiliki beragam kode di kemasannya, dan ini sebagai petunjuk digunakan untuk mobil teknologi mesin apa.

Melansir pressroomtoyotaastra, ditulis Selasa (23/1/2018), ada dua kode internasional yang umum digunakan oleh setiap produsen oli. Dua kode tersebut, adalah SAE (Society of Automotive Engineers), dan API (American Petrolium Institute).

Untuk diketahui, SAE merupakan badan internasional yang menjelaskan kekentalan oli. Hal ini berpengaruh pada saat pengaliran minyak pelumas, serta ketahanannya di suhu udara.

Kode pada SAE juga menunjukkan kemampuan suatu oli dalam menjaga stabilitas kekentalan terhadap pengaruh suhu mesin dan lingkungan baik itu dingin atau panas.

3 dari 3 halaman

Selanjutnya

Jika angka indeks SAE kecil, artinya oli semakin encer. Jadi, kemungkinan oli untuk membeku atau mengeras pada suhu rendah semakin kecil. Hal ini berguna ketika mesin mobil dinyalakan pada suhu dingin, misalnya saat musim salju di negara-negara Eropa atau Amerika.

Pada oli mesin mobil, biasanya diikuti huruf W singkatan dari winter (musim dingin). Kode ini, artinya penggunaan oli tersebut bisa sampai -20 derajat celcius, misalnya SAE 5W, SAE 10W atau SAE 20W.

Selain kode SAE, juga terdapat kode API. Perlu diperhatikan, oli mesin bensin dengan diesel mempunyai kode API yang berbeda. Pada mesin bensin, umumnya dimulai dengan huruf S, sementara diesel huruf C.

Setelah huruf tersebut, diikuti oleh huruf kedua sesuai abjad. Misalnya SA, SB, SC, SD, SE dan seterusnya.

Huruf kedua tersebut, bisa diartikan untuk mesin mobil yang lebih modern. Adapun standarisasi API ini juga disesuaikan dengan perkembangan jenis mesin mobil. Umumnya, semakin tinggi huruf kedua akan menunjukkan spesifikasi yang lebih tinggi.