Liputan6.com, Jakarta Toyota Innova generasi kedua lahir pada 2015 lalu. Perubahan tersebut dilakukan setelah Innova generasi pertama bertahan selama 11 tahun.
Perubahannya pun terbilang signifikan. Bukan hanya di bodi, melainkan juga mesin, termasuk juga elemen lain di sektor eksterior maupun interior.
Namun bukan cuma itu, urusan kampas remnya pun beda antara Innova generasi pertama dan kedua. Oleh karena itu, mereka yang cari part aftermarket kampas rem jangan sampai salah beli.
Advertisement
"Innova awal sampai 2015 masih kodenya EF, ketika dia sudah reborn dia sudah FG," kata Arief Tri Waskito, Direktur R&D dan Production PT Indo Bintang Mandiri selaku produsen brake pad ABrake.
Huruf E, F, dan G adalah penanda level koefisien friksi pada rem. Dalam hal ini, E adalah yang terendah, sementara G menjadi yang tertinggi dalam hal level koefisien friksi.
Sementara itu, kode gabungan EF dan FG merujuk pada kampas kanan dan kiri. Jadi artinya sisi E dan sisi F untuk Innova lama, serta sisi F dan sisi G untuk Innova baru.
"Kapasitas remnya beda, desainnya beda, peruntukannya juga beda," ujar Arief Tri Waskito.
Buat gambaran saja, Innova generasi kedua atau reborn masih menggunakan mesin 2.000 cc. Namun, meski kapasitasnya sama, daya yang dihasilkan sudah berbeda.
Innova yang lama 134 Tk, sementara yang baru 137 Tk. Artinya, mobil pun butuh daya cengkeram yang berbeda saat pengereman. Makanya, jangan salah beli kampas remnya karena cukup berpengaruh pada peran penghentian laju, dan tentu saja keselamatan.
Â
Sumber : Otosia.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mereka yang Bermimpi Ingin Menjadi Toyota Innova
Semakin tinggi pohon, maka akan semakin kencang angin menerpanya. Mungkin itulah yang bisa menggambarkan Toyota Kijang Innova yang menjadi MPV terlaris di kelasnya.
Sejak pertama kali diperkenalkan di tahun 2004, Innova merupakan evolusi dari Toyota Kijang yang dikenal sebagai MPV keluarga. Pada saat itu, Innova ditawarkan dengan mesin bensin 2,0 liter dan 2,7 liter.
BACA JUGA
Sedangkan varian Diesel berkapasitas 2,5 liter. Untuk diketahui, mesin 2,7 liter kurang populer sehingga tidak diproduksi lagi.Â
Berdasarkan data Gaikindo. sejak 2004 Innova sudah merasakan manisnya wholesales 22.296 unit di 2004, penjualan tertinggi berhasil diraih pada 2005 dengan angka penjualan 82.950 unit.
Pada 2009, Proton asal Malaysia memperkenalkan MPVnya yaitu Exora. Dengan slogan MPV value for money, Proton Exora dibanderol Rp 175 juta on the road Jakarta saat peluncurannya. Di tahun pertama, Exora mencatatkan angka penjualan 656 unit, sedangkan Innova mencapai 35.989 unit. Data terakhir Gaikindo menunjukkan penjualan Exora di tahun 2016 menyusut ke angka 132 unit, sedangkan Innova di angka 57.491 unit.
Di tahun 2012, Chery International asal Cina meresmikan PT Chery Mobil Indonesia. Di saat yang bersamaan memperkenalkan MPV Chery Eastar bermesin 2,0 liter dengan banderol harga Rp 199 juta on the road Jakarta.
Penjualannya pun tidak memuaskan, tercatat pada 2012 hanya terjual 22 unit. Eastar hanya bertahan setahun, dengan penjualan 266 unit di 2013.
KIA mencoba peruntungannya kembali di 2013 dengan meluncurkan Kia all-new Carens, sebelumnya Carens sudah pernah dijual sampai akhir 2008. All-new Carens dijual dengan banderol Rp 249,5 juta on the road Jakarta untuk transmisi manual, dan Rp 262,5 juta on the road Jakarta untuk transmisi otomatis.
Mesinnya mengadopsi NU 2,0 liter DOHC Dual CVVT. Sayangnya, all-new Carens juga kurang bergairah di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah nilai tukar rupiah yang melemah, sehingga harganya tidak kompetitif. Di 2014 penjualan tercatat sebanyak 125 unit. Angka tersebut menurun, di tahun 2015 maupun 2016 terjual 25 unit.
Isuzu Panther merupakan MPV yang memiliki napas panjang di Indonesia. MPV yang diluncurkan pada tahun 1991 ini masih eksis sampai sekarang. Berdasarkan data Gaikindo, penjualan Panther di tahun 2001 mencatatkan angka 21.754 unit.
Angka tersebut masih bersaing dengan Kijang sebelum Innova yang mencatatkan angka 56.390 unit. Sayangnya angka tersebut merupakan angka tertinggi dalam penjualannya hingga 2016.Â
Saat Kijang penjualannya dihentikan karena digantikan oleh Innova, di 2005 Panther mencatatkan angka 11.621 unit, di tahun yang sama Innova mencatat angka 82.950 unit.
Pada 2016 Panther mencatatkan angka penjualan 1.269 unit, Innova mencatatkan angka 57.491 unit. Melansir laman Oto.com, Panther masih dijual dengan banderol Rp259,5 - 313,5 juta on the road Jakarta. Sedangkan Innova generasi kedua dijual Rp298,7 - 453,8 juta on the road Jakarta.
Advertisement