Liputan6.com, Jakarta Mitsubishi Xpander langsung menjelma menjadi senjata andalan PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI). Bahkan, penjualan small MPV pabrikan berlambang tiga berlian ini cukup memuaskan, dengan mampu terjual secara wholesales (pabrik ke dealer) pada Februari 2018 sebanyak 7.400 unit.
Namun, untuk proses pengiriman ke konsumen memang masih menjadi masalah tersendiri bagi Mitsubishi. Dengan angka pemesanan yang mencapai lebih dari 55 ribu unit, pabrikan asal Jepang ini baru mengirim ke pasar sebanyak 50 persen.
Advertisement
Baca Juga
Dijelaskan Imam Choeru Cahya, Head of Sales & Marketing Group PT MMKSI, sebagai konsekuensi pemenuhan pasar domestik terlebih dahulu, rencana ekspor Mitsubishi Xpander juga harus ditunda.
"Untuk ekspor ke Filipina juga sudah ditunda, dari rencana awal Februari menjadi Mei. Tadinya untuk alokasi ekspor dialihkan ke domestik dahulu,"jelas Imam saat berbincang dengan Liputan6.com saat ditemui di Hotel Shangrila, Jakarta Pusat, Rabu (28/3/2018).
Rencana ekspor Mitsubishi Xpander, memang terlebih dahulu bakal menyasar pasar Asia Tenggara, seperti Filipina dan Thailand. Namun, tidak menutup ekspor Mitsubishi Xpander juga akan meluas ke berbagai negara lainnya.
Sementara itu, untuk mengejar pengiriman kepada konsumen, pabrikan berlambang tiga berlian ini juga akan terus meningkatkan produksi Xpander, hingga 10 ribu unit per bulan untuk domestik dan ekspor.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Spesifikasi Tidak Berbeda
Mitsubishi Xpander yang akan diekspor ke negara Asean, secara garis besar memiliki desain serta fitur-fitur yang sama dengan yang dipasarkan di Indonesia.
"Spesifikasi dasar tidak berbeda dengan yang dirakit lokal. Mungkin hanya perbedaan setirnya saja seperti Filipina menggunakan setir kiri sedangkan Thailand, setir kanan," kata Osamu Iwaba selaku Director of Sales & Marketing Division PT. MMKSI di sela acara Xpander Media Touring 2018 di Yogyakarta, beberapa waktu lalu.
Untuk standar emisinya sendiri, di mana Indonesia masih berkutat pada Euro II, Iwaba menyatakan kesiapannya jika nanti menggunakan Euro IV.
"Tidak ada perubahan untuk standar emisi. Seperti Filiphina dan Thailand standar EURO II. Jika nanti Indonesia menggunakan Euro IV, kami sudah siap untuk hal itu," kata Iwaba.
Advertisement