Liputan6.com, California - Setelah mobil nirsopir Uber menabrak pejalan kaki hingga tewas pekan lalu di Tempe. Nvidia memutuskan untuk menunda pengujian mobil nirsopirnya di seluruh dunia.
Uber merupakan salah satu konsumen pentin bagi Nvidia, karena Uber menggunakan platform perangkat keras pada mobil nirsopir Volvo XC90. Nvidia sendiri memiliki mobil nirsopir yang diuji di Jepang, Jerman, New Jersey, dan California.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir Carscoops, dalam keterangan resmi yang diberikan ke The Verge, penundaan pengujian ini agar pihaknya dapat belajar dari kecelakaan yang melibatkan mobil nirsopir Uber.
"Kecelakaan tersebut tragis. Ini sebagai pengingat sulitnya teknologi SDC, dan dibutuhkan untuk pendekatan dengan ekstra hati-hati dan teknologi keselamatan terbaik," ungkap juru bicara Nvidia.
"Tragedi ini mengingatkan mengapa kami berkomitmen untuk menyempurnakan teknologi penyelamat nyawa. Pada akhirnya mobil nirsopir akan jauh lebih aman dibanding pengemudi manusia, sehingga pekerjaan penting ini harus diteruskan," pungkasnya.
Agar tidak tertinggal dalam pengujian mobil nirsopir, Nvidia akan terus mengumpulkan data dengan mengemudikan mobil secara manual.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
3 Risiko Kehadiran Mobil Nirsopir
Mobil nirsopir tengah memasuki masa uji coba. Sayang beberapa hari lalu terjadi kejadian di mana mobil nirsopir memakan nyawa pengguna jalan lainnya.
Di luar itu, masa depan dunia otomotif tidak akan lepas dari teknologi autonomous alias nirsopir. Teknologi tersebut dijamin dapat mempermudah pekerjaan serta mengurangi beban sang pengemudi. Akan tetapi, dibalik kemudahannya itu, ada beberapa risiko-risiko yang perlu diperhatikan. Businessinsider.com mencatat ada 3 hal resiko saat membeli mobil nirsopir.
Â
BACA JUGA
Â
Poin utama adalah harganya. Harga kendaraan dengan teknologi canggih ini sudah jelas akan sangat mahal. Hal itu disebabkan karena teknologinya yang hampir setara dengan teknologi militer masa kini. Selain itu, teknologinya juga hampir sama dengan mobil nirsopir khas Google yang biasa digunakan untuk menggambar peta di google map.
Yang kedua adalah lingkungan sekitar. Jika lingkungan sekitar mobil nirsopir tidak baik (Jalanan rusak, sempit, dan cukup rumit), maka akan sangat sulit bagi teknologi ini untuk beradaptasi dengan lingkungan tersebut. Bahkan, jika terlalu lalai, kendaraan juga bisa menabrak objek yang ada di depannya, meskipun sudah terdeteksi oleh sensornya.
Mengingat beberapa jalanan di Indonesia kondisinya juga cukup 'memprihatinkan', bisa saja mengakibatkan teknologi ini salah membaca kondisi lingkungan sekitar dan melalui jalur yang ekstrem bahkan hingga menabrak sesuatu. Maka dari itu, perhatian dari sang sopir masih diperlukan.
Dan yang terakhir adalah dampak pada kehidupan sehari-hari. Nah, jika saja teknologi nirsopir suatu hari nanti sudah mendunia, tentunya kendaraan-kendaraan dengan kemudi manual perlahan akan punah dan dunia transportasi akan berubah total.
Penulis: Nicko Novanto
Sumber:Â Otosia.com
Advertisement