Sukses

Cek Kondisi Suspensi Bisa Dilakukan Sendiri, Begini Caranya

Sistem suspensi merupakan salah satu komponen penunjang kenyamanan berkendara.

Liputan6.com, Jakarta - Sistem suspensi merupakan salah satu komponen penunjang kenyamanan berkendara. Itu karena fungsinya sebagai peredam getaran dan kejutan kala melewati jalan bergelombang dan tak mulus.

Seperti komponen lain, shockbreaker juga memerlukan perhatian dan perawatan. Jangan lupa sering melakukan pengecekan agar komponen ini dapat terus bekerja optimal.

Menurut Indra Nugraha Wisuda, Retail Division Head Astra Otoparts, ada beberapa cara mudah untuk melakukan pengecekan shock absorber.

Untuk memeriksa kondisi fisik shockbreaker rusak atau tidak, biasanya tanda paling umum adalah adanya rembesan oli yang keluar dari dalam shockbreaker. Meskipun hal ini juga terkadang tidak.

“Rembesan oli ini mengindikasikan adanya kebocoran. Bisa disebabkan oleh karet sil yang sobek atau as shock yang baret,” ujar Indra.

Yang juga musti diperiksa adalah kondisi ban kendaraan. Coba perhatikan lagi bannya. Ban yang habis secara tidak rata menjadi indikasi shockbreaker rusak.

“Misalnya ada salah satu ban lebih cepat habis daripada ban lain, maka itu juga mengindikasikan kemungkinan kerusakan pada shockbreaker,” terangnya.

 

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Nah, cara berikutnya mengetahui shockbreaker rusak atau tidak adalah saat melewati polisi tidur yang cukup tinggi atau lubang yang cukup dalam. Jika shockbreaker rusak, mobil seperti diayun-ayunkan lebih dari satu kali. Ini menunjukkan ketidaknormalan shockbreaker.

“Shockbreaker yang normal hanya akan mengayun satu kali, karena berfungsi sebagai peredam getaran dan guncangan,” paparnya.

Jadi kapan shockbreaker sebaiknya diganti? “Untuk shock absorber tipe tabung tiap 20.000 km, dan dan untuk tipe strut tiap 40.000 km,” imbuhnya.

Sumber: otosia.com