Liputan6.com, Jakarta - Memasuki tahun politik, nyatanya tak berdampak lebih terhadap penjualan kendaraan bermotor. Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) memprediksi bahwa pasar kendaraan bermotor roda empat dan lebih akan stagnan hingga 2019.
Direktur INDEF Enny Sri Hartati mengatakan ekspektasi pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi tahun ini masih pada kisaran 5 persen. Namun, sepanjang kuartal pertama 2018, data hingga Maret didapati bahwa konsumsi rumah tangga turun 5 persen.
Advertisement
Baca Juga
"Kalau dari sisi permintaan memang kita tidak optimistis sampai dua tahun ke depan. Kita lihat makro, stagnansi masih berlanjut sampai 2018. Soal konsumsi rumah tangga, ada pilkada, tapi pengaruh pilkada tidak besar. Mungkin kita dulu asumsi 0,5 dan 0,6 persen," kata Enny di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, stagnansi ini juga disebabkan faktor fundamental, yakni ketersediaan lapangan pekerjaan. Sektor yang memberikan peluang lapangan pekerjaan adalah industri. Namun, turunnya penjualan ritel bisa berdampak negatif pada manufaktur.
Â
Â
Â
selanjutnya
Di samping itu, data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, kapasitas produksi mobil oleh industri otomotif mencapai 2,2 juta unit setahun. Sementara, utilisasinya masih di angka 1,2 juta unit yang menunjukkan bahwa ada lebih dari 1 juta unit kapasitas produksi yang mengganggur.
Pemerintah sendiri sudah menargetkan bahwa pasar mobil di Indonesia harus naik hingga 1,5 juta unit.
"Kami maunya ya bisa naik dari 1 juta, 2 juta dan seterusnya, karena kan bisa memberikan lapangan kerja baru. Kalau itu tumbuh, lapangan kerja berapa banyak bisa tumbuh, kemudian akan berpengaruh pada pabrik komponen, yang tadinya sekian kemudian bisa nambah karyawan dan bahkan bisa nambah mesin,"Â kata Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto.
Â
Advertisement