Liputan6.com, Jakarta - Busi atau spark plugs adalah sebuah komponen yang ada pada ignition system kendaraan bermotor. Busi diperlukan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar mesin.
Jika fungsi busi tidak berjalan semestinya, ini pastinya akan mengganggu kinerja kendaraan tersebut. Oleh sebab itu, saat performa busi menurun, maka pengendara harus menggantinya.
Lalu, mengapa performa busi bisa menurun?
Advertisement
Baca Juga
Marketing NGK Busi Indonesia melalui keterangan resminya menjelaskan bahwa pada busi terdapat dua elektroda yang biasa disebut elektroda ground maupun elektroda pusat. Elektroda teresebut memiliki celah gap yang sudah disesuaikan oleh standar mesin yang digunakan.
Namun, pada kondisi pemakaian tertentu elektroda tersebut mengalami erosi atau kerusakan yang menjadikan gap tersebut menjadi lebih lebar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
selanjutnya
Misalnya, gap standarnya 0,7 mm tapi setelah digunakan menjadi 1,0 mm. Perluasan celah ini lah yang mengakibatkan deretan perubahan performa pada kendaraan, sehingga kendaraan akan terasa tidak seperti baru kembali.
Efek dari perubahan celah tersebut akan mengakibatkan rentetan penurunan performa akibat busi yang tidak dijaga kondisinya. Sehingga kebutuhan transfer energi listrik yang awalnya 1Volt misalnya, terjadi kenaikan 2 Volt, yang mengakibatkan kinerja dari komponen pendukung lain harus bekerja ekstra maksimal untuk mensuplai kebutuhan busi tersebut.
Berdasarkan keterangan resmi dari NGK, alasan busi harus diganti karena keausan akan bertambah seiring pemakaiannya.
Menurut rekomendasi dari NGK, agar performa busi pada sistem pengapian motor tetap maksimal, maka wajib diganti setiap interval 3.000 hingga 6.000 km untuk motor, dan 15.000-20.000 untuk mobil, tergantung kualitas busi sendiri.
Advertisement