Liputan6.com, Jakarta Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018 tak hanya menampilkan mobil-mobil siap dijual masal. Namun, pameran ini menjadi wadah bagi sejumlah mobil listrik mahasiswa Indonesia.
Adapun mobil listrik yang dibuat mahasiswa berasal dari Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Brawijaya, dan Politeknik Bandung.Â
Advertisement
Baca Juga
Dalam pameran otomotif kali ini, Presiden RI Joko Widodo sempat melihat langsung mobil-mobil listrik mahasiswa tersebut. Tak lupa, mantan Gubernur DKI Jakarta ini membubuhi tanda tangan pada mobil listrik mahasiswa itu.
Menurut Rudi Arta Rahardian, Kepala Divisi Electric tim Ulil Albab Students Center Universitas Islam Indonesia, mobilnya memang mendapatkan perhatian dari orang nomor satu di Indonesia. Dia pun cukup bangga adanya perhatian dari Presiden.
"Kalau menurut Bapak (Jokowi) harapannya mobil anak bangsa bisa sampai di kancah industri," ungkap Rudi saat ditemui di acara IIMS 2018, di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Senin (23/4/2018).
Kendati begitu, Rudi punya pendapat pribadi di balik kebanggaannya itu. Dia meminta, sebagai salah satu dari tim pembuat mobil dan mahasiswa, maka saat ini yang dibutuhkan adalah pembuktian dari pemerintah.
"Karena insyaallah kami akan ikut lomba di Jepang dan kita butuh dukungan pemerintah. Kalau pemerintah mau sampai kancah industri, kenapa untuk kompetisi saja sulit untuk pendanaannya, termasuk sponsor," kata Rudi.
Rudi menyatakan, mengikuti balapan hingga kancah internasional, maka hal itu dapat mengharumkan nama bangsa dan menjadi buktikan kepada dunia bahwa mahasiswa Indonesia mampu bersaing serta dapat membuat sebuah mobil.
Â
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Butuh Dana buat Go International
Adapun ajang yang akan diikuti mahasiswa UII ini adalah kompetisi tahunan yang disebut Formula Society of Automotive Engineers (FSAE) Japan 2018, September mendatang.
Hal serupa juga diungkapkan tim mobil mahasiswa UGM yang dikenal dengan nama tokoh wayang Arjuna. Awal Rahandito, Head of Technical Division Arjuna Universitas Gajah Mada, menyatakan, untuk membuat sebuah mobil diperlukan waktu mulai dari riset, desain, hingga produksi.
"Kalau ini dari awal riset sampai jadi bisa Rp 300 jutaan. Dan itu pasti ada saja mengalami gagal," ucapnya.
Lebih lanjut, Awal menuturkan, tim Arjuna rencananya akan ikut lomba FAE kelas mahasiswa yang digelar di Australia, akhir 2018.
"Namanya mahasiswa, susah kalau bicara dana. Makanya kami ke sini (IIMS) diharapkan mendapatkan dukungan finansial atau investor," tuturnya.
Awal mengatakan, total biaya yang dibutuhkan untuk lomba nanti di Australia mencapai Rp 500-700 jutaan.
Advertisement