Liputan6.com, Jakarta - Penyelenggara Formula 1 (F1) telah mengizinkan tim untuk memasang kaca spion di perangkat pelindung kokpit, Halo.
Melansir Motorsport.com, ukuran kaca spion harus mematuhi batas tinggi maksimum 20 mm dari struktur atau pilar utama Halo. Aturan tersebut, awalnya diberlakukan untuk mewadahi tambahan fairing aerodinamika Halo.
"Kami berharap Anda bisa meyakinkan kami bahwa hasil pemasangan sudah cukup kokoh agar kaca spion tidak terlalu banyak bergetar, yang bisa membatasi pandangan pembalap," jelas Nikolas Tombazis, Direktur Teknis Single-Seater FIA, dalam pedoman teknis yang dikirim kepada tim.
Advertisement
Sementara itu, penyelenggara juga mengumumkan bahwa tanggung jawab ada di pihak tim untuk membuktikan kekokohan dari hasil pemasangan kaca spion.
Namun, kaca spion tidak boleh dipasang di dua tempat sekaligus. Misalnya, di Halo dan juga di sasis. Karena konfigurasi tersebut akan menyulitkan proses pelepasan Halo.
Selain itu, tim juga tidak diizinkan untuk memasang kamera di dalam kaca spion yang terpasang pada Halo.
Selanjutnya
Mobil balap di ajang Formula 1 (F1) musim ini dipastikan bakal menggunakan pelindung kokpit. Komponen yang disebut Halo ini, dipercaya bisa meningkatkan keselamatan para pembalap jet darat.
Namun, selain untuk keselamatan, Halo ternyata bisa memberikan keuntungan lain untuk tim. Pasalnya, saat ini para bos F1 tengah mengevaluasi penambahan layar digital di Halo.
Melansir Motorsport.com, ditulis Minggu (14/1/2018), pemasangan layar digital seperti LED tersebut bisa digunakan untuk menampilkan informasi saham, serta harga saham.
Dengan begitu, tim akan mendapatkan keuntungan komersial tambahan.
"Formula 1 sedang menggarap sesuatu yang berkaitan dengan digital pada Halo. Jadi, saya pikir kita akan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya," jelas Direktur Eksekutif McLaren, Zak Brown.
"Mungkin bentuknya seperti informasi berjalan yang Anda lihat di bursa saham atau pesan berjalan, dan semacamnya," tambahnya.
Advertisement