Liputan6.com, Jakarta - Aki atau baterai memiliki peran cukup penting pada kendaraan. Komponen ini berfungsi untuk menyimpan tenaga listrik yang disalurkan oleh alternator. Maka dari itu, aki yang bermasalah tentu bisa mengganggu operasional kendaraan.
Layaknya komponen lainnya, aki pun memiliki usia pakai. Biasanya, jika kinerja aki mulai menurun, pemilik mobil kerap menggunakan jasa pengisian aki.
Sebenarnya, bolehkah aki disetrum ulang? Jika boleh, apakah kinerjanya akan sama seperti baru?
Advertisement
Dikutip dari situs resmi Hyundai, pengisian ulang aki bukanlah hal yang terlarang. Namun, tentu kondisinya tidak akan sebaik sebelumnya. Pasalnya, beberapa sel baterai tidak berfungsi maksimal karena termakan usia.
Alat yang digunakan untuk mengisi ulang daya aki pun harus disesuakan dengan arus aki. Disarankan pengisian aki menggunakan arus kecil untuk meminimalisir kemungkinan kerusakan pada sel baterai.
Sumber: Otosia.com
Hati-Hati saat Copot Aki
Hati-hati kalau mau copot aki. Masalah mobil modern butuh asupan listrik yang berkesimbungan untuk 'menghidupi' ECU (electronic control unit), otaknya mobil modern.
Seperti dikatakan Muksin, Technical Operational Fast Pancoran, mobil yang memiliki ECU membutuhkan asupan daya secara terus menerus. Ketika aki dilepas, ECU akan membaca kondisi mobil sebelumnya.
"Kalau mobil tanpa ECU, terminal aki dilepas, dia tidak akan masalah. Tapi kalau mobil dengan ECU, aki dilepas, dia akan membaca kondisi sebelumnya, sensornya," terangnya.
Akibat dari pembacaan sensor di luar kondisi yang seharusnya, kinerja mesin juga akan rentan bermasalah. "Mesin mobil mungkin tidak bisa hidup, langsamnya berebet. Kayak Innova, Yaris, Jazz itu begitu," kata dia.
Hal ini bahkan bisa saja terjadi ketika penggantian aki lama karena sudah beli yang baru. "Misalnya ganti aki, tanpa ada arus standby, terputus, hasilnya akan begitu. Jadi sebaiknya ganti aki dalam kondisi arus standby. Kecuali kita ada alat yang bisa reset ECU. Di bengkel resmi pasti ada," ujarnya.
Advertisement