Sukses

Menjajal Kemampuan Sepeda Motor Listrik Trail Viar E-Cross

PT Triangle Motorindo selaku produsen sepeda motor Viar Motor Indonesia memperkenalkan sepeda motor listrik trail Viar E-Cross. Motor ini diperkenalkan di Kawasan Wisata Gunung Pancar, Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Liputan6.com, Bogor - PT Triangle Motorindo selaku produsen sepeda motor Viar Motor Indonesia memperkenalkan sepeda motor listrik trail Viar E-Cross. Motor ini diperkenalkan di Kawasan Wisata Gunung Pancar, Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Viar E-Cross hadir dalam dua varian, yaitu Viar E-Cross Lite dan Viar E-Cross Advance. Kedua model ini menggunakan baterai lithium sebagai pembangkit daya, untuk model Viar E-Cross Lite menggunakan baterai berkapasitas 48 Volt 25 Ampere (48V/25AH).

Sedangkan Viar E-Cross Advance dibekali baterai berkapasitas 60V/32AH. Waktu pengisian daya sekitar 3 jam untuk varian advance, sedangkan varian lite sekitar 6 jam dan sanggup menempuh perjalanan hingga 100 km.

Bagaimana ya rasanya menunggangi sepeda motor listrik Viar E-Cross ini?

 

2 dari 5 halaman

Selanjutnya

Otosia.com berkesempatan untuk menjajal trail listrik ini di medan offroad. Menaiki sepeda motor ini seperti sedang berada di sadel sepeda MTB (mountain bike). Maklum saja secara bentuk, desain dan dimensi mirip-mirip MTB.

Begitu juga model setang fat bar seperti sepeda MTB, termasuk model tuas rem depan dan belakang. Minusnya, motor ini tidak punya panel indikator speedometer seperti motor trail umumnya yang dijual on the road.

Satu-satunya indikator di setang dengan bentuknya yang imut sebagai penunjuk kecepatan dan odometer. Meskipun kecil, mudah dipantau karena mengunakan LCD negatif. Di sebelahnya terdapat saklar pilihan mode. Sport dan EP (Economic Power) atau normal. Di bawahnya terdapat switch klakson.

 

3 dari 5 halaman

Selanjutnya

Pada sesi pertama, Otosia menjajal Viar E-Cross model Lite. Varian ini menggunakan shock depan model teleskopik dengan sumber daya listrik dari baterai berkapasitas 48 volt/25 Ampere.

Setelah mencoba beradaptasi dengan menjajal di lintasan datar, berikutnya melibas jalur offroad yang sudah disiapkan. Panjang lintasan sekitar satu kilometer berkelok di antara pepohonan pinus lengkap dengan medan gravel, tanjakan, turunan, kubangan air di kawasan wisata Gunung Pancar, Bogor.

Mencoba lima putaran pada lap pertama untuk mengenal jalur lintasan. Menggunakan mode EP di mana mode ini terasa lebih lambat dalam merespon putaran grip gas. Tenaga yang disalurkan terasa lamban dan tak terasa galak. Sebaliknya saat menggunakan mode sport, motor ini mulai bisa diajak ‘ngegas’.

 
4 dari 5 halaman

Selanjutnya

Pada putaran kedua, kala dicoba mengeksplorasi kekuatan muntahan tenaga dari motor listrik berkekuatan 4.800 watt atau setara enam daya kuda. Tenaga yang ada cukup untuk melibas trek gravel. Layaknya mengendarai sepeda MTB, gaya berkendara pun tidak jauh berbeda. Bedanya tinggal pelintir grip gas, tenaga sudah tersalurkan secara responsif pada roda belakang.

Sayangnya dengan ukuran ban 70/100-19 pada kedua rodanya terasa kurang menapak lebar atau kurang menggigit pada lintasan offroad, terutama permukaan pada tanah licin. Berbeda saat menggunakan motor trail Viar CrossX dengan perpaduan roda ukuran besar, ban lebih mudah menggigit tanah.

Dengan bobot hanya 50 kg, Viar E-Cross terasa sangat ringan diajak meliuk bermain di sela-sela rerimbunan pohon pinus. Bagi yang sudah terbiasa dengan sepeda MTB, tidak ada masalah mengendarai motor trail elektrik Viar yang rencananya akan segera dipasarkan tahun depan.

 
5 dari 5 halaman

Selanjutnya

Penasaran dengan kekuatan model Viar E-Cross tipe Advance, kami pun menjajal lebih berani. Model tertingi ini terasa lebih bertenaga dimana muntahan motor 6.000 watt atau setara 8 tenaga kuda, yang disokong baterai berkapasita 60V/32AH.

Setelah puas melintasi medan sesuai jalur yang sudah ditentukan, kali ini E-Cross Advance diajak bermain di tebing dengan kemiringan sekitar 30 derajat, sekaligus untuk membuktikan ucapan pihak Viar bahwa E-Cross mampu melintasi medan dengan kemiringan hingga 35 derajat, bahkan 45 derajat dengan penambahan piranti khusus.

Tidak hanya bermain di tebing, sengaja mengeskplor lebih dalam dengan bermain lintasan model tanggul lengkap dengan kemiringan variatif. Motor terasa nurut, termasuk saat mencoba jumping ketika melintasi lintasan dengan hiasan berbentuk table top.

Tidak ada masalah sama sekali, keluaran daya terasa sangat mumpuni dari motor listrik model Axial Flux yang dipadukan dengan penerus daya model Multi Stage Coaxial Transmission System, yaitu penggunaan penerus daya dengan dua model komponen, sabuk (belt) dan rantai. Sistem ini memberikan keuntungan pada lanjutan muntahan tenaga dan konsumsi listrik lebih efisien. Terbukti, hampir setengah hari bermain bersama motocross listrik Viar, baterai masih tersisa 50 persen.

Viar mengkalim, kekuatan baterai bisa untuk menempuh jarak sekitar 100 kilometer untuk jalan datar. Kecepatan maksimalnya sekitar 70km/jam. Sedangkan untuk pengisian baterai terdapat dua pilihan, 6 jam dan 3 jam.

Kendala paling terasa pada kedua model trail elektrik ini adalah daya cengkram ban, karena dimensinya terasa kurang lebar. “Ban bisa diganti lebih besar, ini juga masih sedang kami riset yang nantinya bisa diterapkan pada model selanjutnya,” beber Frengky Osmond, Marketing Communication Division Viar Motor Indonesia.

Sementara peredam kejut depan model upside down tipe Advance bolehlah dikatakan cukup lumayan untuk meredam getaran pada setang. Hanya saja hal tersebut kurang didukung oleh ketebalan piringan rem. Saat mencoba menariknya terasa kurang keras, yang berakibat penghenti laju kurang maksimal.

 

Reporter : Nazzarudin Ray
Sumber : Otosia.com
Video Terkini