Sukses

Beli Honda Vario 150 atau Yamaha Aerox 155?

Yamaha Aerox mengedepankan desain keren dan kepraktisan tinggi. Namun patut waspada kehadiran generasi baru Honda Vario 150. Mana yang patut dipilih?

Jakarta - Segmen skutik 150 cc makin panas. Honda Vario 150 terbaru meluncur, kemarin. Ini sekaligus membuat persaingan dengan Yamaha Aerox 155 lebih ketat. Penyegarannya mulai dari desain, fitur dan performa.

Dari dua skutik itu, mana yang sebaiknya dibeli? Honda Vario 150 atau Yamaha Aerox 155? Simak komparasi spesifikasi berikut:

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 5 halaman

Desain

Honda Vario 150 punya desain gabungan sportif dan mewah. Dimensinya kompak, cocok dipakai meliuk-liuk di kepadatan lalu lintas kota. Kelebihan skutik ini punya pijakan kaki rata, sehingga bisa dipakai meletakkan barang bawaan.

Jok rendah 769 mm, membuat kaki mudah menapak ke aspal. Lantaran dimensinya ringkas, posisi berkendara kurang nyaman di daerah lutut yang tidak punya ruang cukup luas, khususnya pemilik tinggi badan 168 cm ke atas.

Sementara Aerox 155, bodinya bongsor dan punya aura desain sportif kental. Ukuran ban lebar, di depan 110/80-14 inci (Vario 90/80-14 inci) dan di belakang 140/70-14 inci (Vario 100/80-14 inci).

Bobot totalnya 116 Kg, lebih berat 5 Kg dibanding Vario 150. Kelebihan lain, bagasi luas mencapai 25 liter (Vario 18 Liter). Di samping mampu menyimpan helm full face, dapat pula meletakkan berbagai peralatan berkendara seperti jas hujan, sarung tangan dan lain-lain.

Kekurangan Aerox, di tengah dek pijakan kaki ada pembatas (tangki bensin) sehingga tidak bisa dipakai meletakkan barang bawaan. Joknya juga lebih tinggi mencapai 790 mm, bagi pemilik tinggi badan 168 cm tentu kaki agak sedikit jinjit saat menapak ke aspal.

3 dari 5 halaman

Fitur

Dua motor ini punya beberapa fitur mirip. Sebut saja panel instrumen digital, idling stop system (ISS), keyless dengan remote pintar dan sistem pencahayaan LED. Hanya saja, remote pintar Vario 150 lebih unggul karena sudah terintegrasi dengan alarm dan answer back system.

Sementara di Aerox, keyless cuma ada di varian S-Version dan tidak dilengkapi alarm. Teknologi LED Vario 150 juga menyeluruh dari lampu depan, sein dan belakang. Tidak seperti rivalnya yang lampu sein masih pakai bohlam. ISS di Aerox juga khusus untuk S-Version.

Meski begitu, Aerox bukan tanpa kelebihan. Misal panel instrumennya berukuran 5,8 inci, lebih besar sehingga mudah dilihat pengendara. Aerox juga punya charger smartphone. Khusus S-Version bahkan sudah tersemat fitur keselamatan anti-lock braking system (ABS).

Aerox R-Version beda lagi, dibekali suspensi belakang jenis tabung yang mampu membuat bantingan lebih baik.

4 dari 5 halaman

Performa Mesin

Vario menggendong mesin 150 cc, meski sudah direvisi tapi performanya tidak mampu mengalahkan Aerox. Jantung mekanis skutik berlambang sayap cuma mampu mengeluarkan torsi puncak 13,4 Nm pada 5.000 rpm dan tenaga maksimal 13,1 PS pada 8.500 rpm.

Bandingkan dengan Aerox, depot dayanya berkapasitas lebih besar 155,1 cc. Mesin itu bisa menyemburkan torsi 13,8 Nm pada 6.250 rpm dan tenaga maksimal 14,95 PS pada 8.000 rpm. Ditambah teknologi katup variable (VVA), diklaim sanggup menjaga performa hebat itu di tiap rentang putaran mesin.

 

5 dari 5 halaman

Kesimpulan

Bila dana Anda terbatas, Vario 150 pilihannya. Dengan menebus mahar Rp 22,5 juta (OTR jakarta) didapat fitur modern yang melimpah seperti keyless dengan alarm dan answer back system serta panel instrumen digital.

Hanya saja, dari sisi tampilan tidak istimewa, persis skutik pada umumnya yang kompak. Performa mesin juga biasa saja.

Sementara Aerox cocok untuk Anda yang ingin tampil beda. Bodinya bongsor dan sportif jadi keunggulan. Performa mesinnya juga jauh lebih baik dari Vario 150.

Ditambah lagi, Yamaha mematok harga yang cukup tinggi. Varian standarnya Rp 23,1 juta (OTR Jakarta). Aerox S-Version dengan tambahan fitur ABS, ISS dan keyless dijual Rp 27,45 juta (OTR Jakarta), R-Version yang punya suspensi belakang jenis tabung dipasarkan Rp 24,6 juta (OTR Jakarta). 

Penulis: Baghendra Lodra