Sukses

Mercy Tak Gentar Truk Matik Dianggap Boros, Ini Alasannya

Sistem transmisi otomatis dianggap lebih boros bahan bakar serta mahal dalam hal perawatan.

Liputan6.com, Jakarta - Sistem transmisi otomatis dianggap lebih boros bahan bakar serta mahal dalam hal perawatan. Maka tak heran jika truk bertransmisi otomatis pupulasinya masih sedikit ketimbang versi manualnya.

Hal tersebut disadari oleh PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI) selaku pemegang merek kendaraan komersil Mercedes-Benz di Indonesia. Namun, hal tersebut tak menghalangi DCVI untuk menghadirkan lini Axor yang memiliki sistem transmisi otomatis.

Hanya saja menurut Markus Villinger selaku President Director dan CEO PT DCVI, lini Axor yang menggunakan transmisi otomatis masih terbatas pada spesifikasi dengan keluaran tenaga 400 hp ke atas.

Berbeda dengan lini Axor yang mengusung mesin berspesifikasi hingga 280 hp, DCVI masih menggunakan sistem transmisi manual untuk produk-produk tersebut.

Penyematan sistem transmisi otomatis pada Axor bertenaga besar yang biasanya ditujukan untuk kebutuhan pertambangan sebenarnya memiliki banyak manfaat dan tujuan.

Menurut Markus, dengan penggunaan teknologi tersebut, truk justru akan memiliki masa pakai komponen seperti kopling yang lebih lama dibanding sistem transmisi manual.

 

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Soalnya, kinerja pergantian gigi tidak diatur oleh manusia, melainkan komputer yang memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan seperti selip dan meningkatkan efisiensi bahan bakar.

Di samping itu, pengendara akan menjadi lebih fokus berkendara karena tidak perlu lagi mengoper gigi.

Dengan beragam keuntungan tersebut, tentunya DCVI ingin membuat konsumen memahami. Sehingga ke depannya truk bertenaga kecil dengan transmisi otomatis akan lebih mudah diterima oleh konsumen.

"Dengan beragam keuntungan ini, kami harapkan konsumen memahami. Jadi kami mulai dari yang high end (truk bertenaga besar) dulu," jelas Markus di Wanaherang, Jawa Barat, Senin (21/05).

Sumber: Otosia.com