Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri Malaysia terpilih, Mahathir Mohamad, sebelumnya menyuarakan keberatan terhadap penjualan saham Proton ke Geely. Namun, pria yang masih hobi nyetir mobil sendiri ini mengatakan, pemerintah Negeri Jiran Baru tidak akan membeli kembali saham Proton.
Melansir laporan The Edge, yang dikutip dari Paultan.com, Kamis (24/5/2018), Perdana Menteri berumur 92 tahun ini menjelaskan, jika Proton tidak lagi di bawah kuasa pemerintah.
Advertisement
Baca Juga
Proton sendiri, kini berada di bawah perusahaan induknya, DRB-Hicom, dan pemegang saham terbesarnya, adalah Tan Sri Syed Mokhtar Albukhary.
"Proton bukan milik pemerintah. Itu milik Tan Sri Syed Mokhtar Albukhary," jelas Mahathir.
"Terserah padanya, apakah dia ingin membeli (kembali saham). Pemerintah tidak punya niat untuk membeli kembali Proton," tegasnya.
Untuk diketahui, Mahathir memang bukan orang baru di Proton. Ia merupakan penasihat Proton, sebelum akhirnya menjadi ketua pada 2014, dan mundur dua tahun kemudian setelah perusahaan memperoleh pinjaman dana dari pemerintah.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Selanjutnya
Sebagai bagian dari persyaratan untuk pinjaman, DRB-Hicom setuju untuk menjual 49,9 persen sahamnya ke Geely, tahun lalu. Pencarian mitra asing strategis selama setahun ini, kemudian dikritik keras Mahathir.
Pria yang menjabat lagi menjadi Perdana Menteri malaysia ini menggambarkan, Proton yang disebut sebgai 'anak' kini tidak lagi nasional. Jadi, apapun kebarhasilannya di masa depan, tidak perlu dibanggakan, karena Proton bukan milik Mahathir atau Malaysia lagi.
Advertisement