Sukses

Pabrik Libur Lebaran, Toyota Tetap Penuhi Target Produksi

Untuk merayakan hari raya Idul Fitri tahun ini, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) juga memberikan libur karyawannya selama 10 hari.

Liputan6.com, Jakarta - Untuk merayakan hari raya Idul Fitri tahun ini, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) juga memberikan libur karyawannya selama 10 hari. Dengan begitu, proses produksi mobil dari raksasa asal Jepang ini juga berhenti sementara, dari 9 sampai 19 Juni 2018.

Dijelaskan Edward Otto Kanter, Wakil Presiden Direktur PT TMMIN, jadwal produksi pabrik sejatinya sudah diatur selama satu tahun. Jadi, sebelum diliburkan, jumlah produksi memang sudah disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.

"Kita pertama-tama sesuai dengan planning yang diminta oleh sales atau dari PT Toyota Astra Motor (TAM), maupun untuk negara-negara importir," jelas Edward saat acara buka puasa bersama media, di Jakarta, Senin malam (5/6/2018).

Lanjut Edward, pabrik memang per tiga bulan akan ada adjust. Seperti diketahui, setiap pabrik harus ada maintenance atau perbaikan secara berkala setelah periode full melakukan produksi kendaraan.

"Tanggal tersebut kita memang close, tapi bukan berarti tidak ada aktivitas. Teman-teman ada yang mempersiapkan hal-hal yang sesuai rencana," tambahnya.

Sementara itu, untuk kebutuhan ekspor yang memang kalendernya 365 hari, memang sudah diset sebelumnya. Jadi, ada bagian-bagin tertentu yang masuk, untuk tetap mendukung produksi.

"Jadi, aktivitas kemarin kita cukup kencang karena untuk kesiapan 10 hari ke depan (libur)," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Tantangan Besar, Bangun Industri Mobil Listrik Layaknya Konvensional

Perkembangan mobil listrik sudah tidak terbantahkan. Mobil tanpa emisi, diyakini mampu menjadi solusi masalah mobilitas di masa depan, seperti emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar.

Dijelaskan Warih Andang Tjahjono, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), elektrifikasi di masa depan merupakan sebuah keharusan. Namun, Indonesia akan jauh lebih baik tidak hanya menjadi pasar, namun juga menguasai industrinya.

"Saat ini, bagaimana menciptakan environment yang bagus. Tidak hanya produk-produk otomotif saja, tapi juga industri mobil listrik," jelas Warih saat berbincang dengan Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Warih melanjutkan, pihak Toyota Indonesia juga berkomitmen untuk menghasilkan produk (mobil listrik), serta terus mengembangkan mobil listrik atau hibrida.

"Konsentrasi kita, bagaimana membangun industri mobil listrik, sama seperti industri mobil konvensional. Itu tantangan besarnya," pungkasnya.

Sementara itu, untuk pasar mobil listrik di Indonesia, menurut Warih akan tetap ditentukan oleh konsumen. Tidak ada campur tangan dari pemerintah atau pun pabrikan kendaraan, untuk menentukan mobil apa yang bakal dipilih masyarakat, hibrida ataupun listrik.