Sukses

Toyota Fortuner Buatan Karawang Laris di Luar Negeri

Toyota mengklaim selama empat bulan atau Januari-April 2018 pencapaian ekspor dalam bentuk Completely Built-Up (CBU) mencapai 66 ribu unit.

Liputan6.com, Jakarta - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengklaim selama empat bulan atau Januari-April 2018 pencapaian ekspor dalam bentuk Completely Built-Up (CBU) mencapai 66 ribu unit.

Menurut Wakil Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Edward Otto Kanter, produk yang paling banyak diminati di luar negari yaituToyota Fortuner.

“Memang ada booming di beberapa negara ASEAN seperti Filipina,Vietnam, Fortuner tahun ini mendominasi. Dalam empat bulan 16.000 unit sudah kami ekspor,” ungkap Edward saat ditemui wartawan di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (4/6/2018) malam.

Dia juga berharap, dengan pencapaian positif SUV bongsor tersebut selama lima tahun terakhir, maka target ekspor Toyota di tahun ini naik hingga 10 persen dari tahun lalu yang tembus 199.600 unit.

Ekspor Toyota di 2017 sendiri disebutkan mengalami kenaikan dibandingkan 2016 yaitu mencapai 18 persen atau sebanyak 169.100 unit.

Bahkan mereka menyebut, ekspor Toyota di 2017 menjadi capaian volume tertinggi sejak Toyota Indonesia mengekspor di 1987.

Adapun ekspor di 2017 masih di tempati Fortuner buatan Karawang, Jawa Barat sebanyak  69.700 unit, kemudian terdapat Vios mencapai 28.450 unit, serta tiga produk lainnya Kijang Innova, Sienta, dan Yaris sebesar 18.700 unit.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Pabrik Libur Lebaran, Toyota Tetap Penuhi Target Produksi

Untuk merayakan hari raya Idul Fitri tahun ini, PT tMMIN juga memberikan libur karyawannya selama 10 hari. Dengan begitu, proses produksi mobil dari raksasa asal Jepang ini juga berhenti sementara, dari 9 sampai 19 Juni 2018.

Dijelaskan Edward  jadwal produksi pabrik sejatinya sudah diatur selama satu tahun. Jadi, sebelum diliburkan, jumlah produksi memang sudah disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.

"Kita pertama-tama sesuai dengan planning yang diminta oleh sales atau dari PT Toyota Astra Motor (TAM), maupun untuk negara-negara importir," jelas Edward.

Lanjut Edward, pabrik memang per tiga bulan akan ada adjust. Seperti diketahui, setiap pabrik harus ada maintanance atau perbaikan secara berkala setelah periode full melakukan produksi kendaraan.

"Tanggal tersebut kita memang close, tapi bukan berarti tidak ada aktivitas. Teman-teman ada yang mempersiapkan hal-hal yang sesuai rencana," tambahnya.

Sementara itu, untuk kebutuhan ekspor yang memang kalendernya 365 hari, memang sudah diset sebelumnya. Jadi, ada bagian-bagin tertentu yang masuk, untuk tetap mendukung produksi.

"Jadi, aktifitas kemarin kita cukup kencang karena untuk kesiapan 10 hari ke depan (libur)," pungkasnya.