Liputan6.com, Jakarta - Musim mudik Lebaran tahun ini, bisa dipastikan para pemudik bakal memenuhi ruas tol Trans Jawa. Padahal, dengan preservasi ruas jalan nasional (termasuk Pantai Utara, Lintas Tengah, dan Pantai Selatan Jawa dengan total Panjang 1.405 km), sehingga para pemudik memiliki alternatif jalan, dan tidak hanya mengandalkan jalan tol.
Berdasarkan data yang diberikan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), terdapat beberapa titik kritis karena adanya pekerjaan kontruksi yang masih belum selesai.
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, yang perlu mendapatkan perhatian adalah 60 km dari arah Jakarta. Pasalnya, masih adanya akumulasi kegiatan pembangunan infrastruktur (LRT dan Jakarta-Cikampek Elevated 2), dan biasanya menjadi salah satu titik kemacetan yang cukup parah.
Untuk mengantisipasi kemacetan pada lokasi kontruksi jalan tol, bakal dilakukan penghentian sementara kegiatan kontruksi di jalan tol selama mudik lebaran.
Lalu, pengaturan pagar lokasi kontruksi untuk meningkatkan kapasitas jalan dan tidak mengganggu lalu lintas, serta pemanfaatan pelebaran jalur pada proyek Japek Elevated.
Sementara itu, dilakukan juga peningkatan layanan transaksi dengan mengoptimalisasi jumlah gardu operasi, 100 transaksi tol non tunai, penyediaan 47 mobile reader di GT padat, dan penyediaan kebutuhan transaksi tol nontunai.
Selanjutnya
Sedangkan pengaturan lalu lintas , dilakukan dengan pemantauan kondisi melalui CCTV dan RTMS, pengaturan lalu lintas dikoordinasikan dengan Korlantas, penerapan contra flow, pengalihan lalu lintas jika terjadi antrean panjang di gerbang tol, dan pembatasan operasional kendaraan angkutan atau barang.
Untuk diketahui, prediksi puncak mudik 2018 ini bakal terjadi pada 8 Juni 2018, jika banyak pemudik yang mengambil masa cuti karena sudah mulai pada 11 Juni 2018. Sedangkan prediksi puncak arus balik 1 bakal terjadi pada 20 juni 2018, dan puncak arus balik 2 pada 24 Juni 2018.
Advertisement