Liputan6.com, Jakarta - Setelah PT Sokonindo Automobile menggelar media test drive untuk SUV terbarunya, Glory 580, di Bandung beberapa waktu lalu, ternyata ada sejumlah hal yang menjadi kekurangan dari mobil yang diperkenalkan pada Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018 tersebut.
Di antara lima fitur unggulannya dan juga penawaran garansi selama 7 tahun, ada empat kekurangan yang ada pada Glory 580, baik pada segi interior maupun eksterior.
Advertisement
Baca Juga
Desain
Lalu mengenai desain, terutama eksterior. Tergantung selera memang, tapi menurut kami, rancangan Glory seperti sudah ketinggalan zaman. Sebab banyak bagian yang menyerupai desain mobil lain. Ambil contoh, muka depan mengingatkan Honda CR-V generasi keempat (RM1), Volkswagen Tiguan generasi pertama dan KIA Sportage generasi ketiga. Kemudian bagian samping terutama pilar D, terbesit kemiripan dengan Hyundai Santa Fe. Dan bokongnya jelas sekali terinspirasi Audi Q5.
Faktanya, tidak ada desain mobil Cina yang benar-benar original dan memukau. Dapat dilihat juga di brand Cina lain. Bahkan di negara asalnya, banyak yang nekat mencontek terang-terangan desain mobil Eropa.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Kualitas Material
Kekurangan pertama soal kualitas material yang digunakan. Meski built quality termasuk bagus dan lapisan metal bodi tebal, material di banyak panel eksterior dan interior Glory 580 terasa murahan bila dillihat atau dipegang.
Memang harga yang ditawarkan tergolong murah untuk kelas SUV medium. Namun bila membandingkan dengan mobil di rentang harga sama (Rp 240 – 300 jutaan), banyak yang lebih solid materialnya.
Advertisement
Fitur
Glory 580 dilengkapi seabrek fitur, bahkan ada yang tidak dimiliki kompetitornya. Peranti elektrikal untuk fitur keselamatan, keamanan dan kenyamanan dirasa sangatlah berguna. Tapi ingat, fitur berlimpah juga bisa menjadi bumerang. Semakin banyak fitur, makin banyak pula peluang kerusakannya.
Nah, ada satu fitur cukup penting malah terlupakan. DFSK justru tidak memberikan informasi konsumsi bahan bakar baik real time maupun rata-rata di bagian Multi-Information Display (MID). Sehingga bila ingin mengetahui berapa konsumsi bahan bakar dihasilkan dari gaya mengemudi , harus menghitung melalui metode full-to-full.
Citra Merek dan Purnajual
Terakhir soal brand image dan layanan purnajual. Masih banyak orang yang sama sekali belum mengenal merek DFSK. Ditambah lagi, harus menghadapi sikap skeptis tentang merek Cina selama ini. Belum pertanyaan tentang durabilitas dan reliabilitas produk yang baru terjawab beberapa tahun ke depan. Untuk meyakinkan calon konsumen, PT Sokonindo Automobile berani memberi garansi selama 7 tahun atau 150.000 km.
Tapi juga harus diiringi jaringan purnajual yang banyak. Saat ini memang masih sangat sedikit. DFSK menjanjikan 50 diler resmi dibuka hingga akhir tahun ini. Yang pasti, masih banyak pekerjaan rumah dan pembenahan di segala sektor bagi DFSK, bila ingin bertahan di kejamnya pasar otomotif Indonesia.Â
Sumber: oto.com
Advertisement