Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah meluncurkan peta jalan (roadmap) terkait revolusi industri ke-4 atau industry 4.0. Roadmap dengan nama Making Indonesia 4.0 pada 4 April 2018 lalu.
Dalam revolusi industri ke-4, terjadi konektivitas antara manusia, mesin dan data. Implementasi Industry 4.0 mampu meningkatkan produktivitas, penyerapan tenaga kerja, dan perluasan pasar bagi industri nasional.Â
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari situs resmi KSP, Indonesia menghadapi era industri 4.0 yang arahnya belum benar-benar dipahami.Â
"Maknanya kita akan menghadapi situasi, dimana kapasitas sumber daya manusia dan efisiensi efeknya adalah distruption atas pertumbuhan angkatan kerja Indonesia," kata Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, dalam keterangan resminya, Selasa (19/6/2018).
Para ahli memperkirakan, pada era ini orang akan berhenti membeli mobil dan makin banyak orang menyewa properti, biaya komunikasi akan gratis, printing 3-dimensi akan berkembang pesat, robot akan menggantikan manusia di banyak industri, bank tidak lagi berarti sebuah tempat, tetapi hanya sebuah konsep.
"Menyadari besarnya tantangan tersebut, maka mutu SDM dan peningkatan kapasitas inovasi menjadi hal yang mutlak. Sayangnya, peringkat Indonesia dalam Indeks Inovasi Global masih perlu didongkrak," ujarnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Selanjutnya
Sebagai gambaran Indeks Inovasi Global Indonesia pada 2015 berada pada peringkat 97 dari 141 negara, lantas menjadi peringkat 88 dari 128 negara pada tahun 2016, dan pada 2017 menjadi 87 dari 127 negara. Meski naik, beberapa dimensi penilaian yang mencakup institusi, SDM dan riset serta iklim bisnis perlu banyak perbaikan.
Lalu apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan inovasi?
Inovasi bus listrik hasil karya anak bangsa yang ramah lingkungan. Selain itu, penemuan teknologi aspal dingin, micro bubble, dan padi unggul yang bisa menghasilkan 9 ton per hektarnya.
Untuk bus listrik sendiri, seperti diketahui, PT Mobil Anak Bangsa (MAB) yang telah mempunyai Prototipe II bus listriknya bernama Maxvel merupakan buah gagasan dari Kepala Staff Kepresidenan Jenderal TNI (Purnawirawan) Moeldoko.
Advertisement