Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berencana menaikan tarif kendaraan impor dari Eropa. Hal tersebut, langsung mendapatkan reaksi dari Uni Eropa, yang juga bakal menaikan tarif impor untuk kendaraan yang diproduksi di Negeri Paman Sam.
Awal pekan ini, Donald Trump bahkan langsung menyerang merek motor kebanggaan warga AS, Harley-Davidson, yang berencana untuk memindahkan produksi di luar 'rumahnya' sendiri. Hal tersebut, dilakukan guna menghindari pajak yang bakal ditetapkan oleh Uni Eropa.
Setelah bergulirnya isu tersebut, memang belum ada perusahaan yang merakit mobilnya di AS yang berbicara langsung terkait keputusan ekonomi Donald Trump ini. Hingga akhirnya, suara protes pertama mengenai hal tersebut datang dari produsen mobil terbesar di dunia, Toyota.
Advertisement
Baca Juga
Dalam pernyataannya tersebut, pabrikan asal Jepang ini fokus dengan mengkritik permintaan Trump kepada Departemen Perdagangan untuk melakukan investigasi dan menentukan apakah impor kendaraan merupakan ancaman bagi keamanan nasional AS. Demikian dinukil dari Autoevolutin, Kamis (28/6/2018).
"137 ribu orang Amerika mendukung keluarga mereka yang bekerja untuk Toyota, dealer Toyota, dan Lexus. Mereka bukan ancaman keamanan nasional bagi AS," tulis Toyota.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Selanjutnya
Lebih jauh, Toyota mengatakan, seharusnya Trump memiliki cara lain untuk memutuskan tarif 25 persen pada impor otomotif. Dengan aturan tersebut, maka akan ada peningkatan harga yang ditanggung konsumen, dan meningkatkan ongkos produksi di negara tersebut.
Pernyataan Toyota adalah bagian dari komentar resmi yang rencananya akan diajukan. Namun, tim meminta otoritas Amerika untuk "menolak anggapan bahwa impor otomotif mengancam keamanan nasional.
Advertisement