Sukses

Alasan Mobil Pedesaan Belum Mengadopsi Penggerak Listrik

Kemunculan mobil pedesaan ini sontak saja menimbulkan pertanyaan apakah teknologi yang diterapkan AMMDes bisa juga digerakkan oleh daya listrik yang notabenenya kini sedang banyak dikembangkan pabrikan otomotif global.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian saat ini bersiap untuk meluncurkan mobil pedesaan yang disebut Alat Multiguna Pedesaan atau AMMDes, bertepatan dengan ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) di ICE, BSD, Tangerang Selatan, Agustus 2018 mendatang.

Kemunculan mobil pedesaan ini sontak saja menimbulkan pertanyaan apakah teknologi yang diterapkan AMMDes bisa juga digerakkan oleh daya listrik yang notabenenya kini sedang banyak dikembangkan pabrikan otomotif global.

Menanggapi hal tersebut Sekertariat Jenderal Kemenperin RI Haris Munandar ikut angkat bicara, kata dia AMMDes berdaya listrik bukan tak mungkin, sebaliknya hal itu bisa saja dilakukan.

"Ya nanti ada, tanya saja ke pemimpin perusahaan. Karena (untuk menerapkan berdaya listrik) dilihat dulu animo masyarakat kemudian baru habis itu dilihat kembali hasilnya," ungkap Haris saat ditemui wartawan di kawasan Cikarang, Bekasi, Kamis (5/7/2018).

Akan tetapi, lanjut Haris, mobil listrik yang beredar saat ini memiliki tujuan berbeda dengan AMMDes yang digagas pemerintah.

"Jadi AMMDes masih konvensional. Tapi ke depan kan bisa kita combine. Tapi sekarang belum," kata Haris.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Hal serupa juga disampaikan Plant & Engineering Division Head PT Kiat Mahesa Wintor Indonesia Muhamad Yasin. Kata dia, KMWI yang memproduksi AMMDes bernama KMW telah memiliki roadmap produknya dibenamkan berdaya listrik.

"Cuma untuk saat ini belum. Kalau di Indonesia masih kontroversi soal listrik. Soalnya listriknya di kita berasal dari diesel juga. Jadi kalau kita nyolokin listrik tapi listriknya dari generator, generatornya pakai diesel," tuturnya.

Sebaliknya, menurut Yasin, daripada menerapkan AMMDes berbasis listrik, untuk kondisi di Indonesia teknologi hybrid lebih pantas.

"Tapi itu nanti, sekarang masih konvensional," tutupnya.