Sukses

Penjualan Motor Ayam Jago Makin Tergerus, Ini Penyebabnya

Penjualan skuter matik (skutik) dan sport makin meninggalkan motor bebek alias moped.

Liputan6.com, Jakarta - Penjualan skuter matik (skutik) dan sport makin meninggalkan motor bebek alias moped. Setali uang, penurunan penjualan juga dirasakan oleh bebek sport model ayam jago.

Hal tersebut dirasakan juga oleh PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), dengan merosotnya penjualan model ayam jagonya Suzuki Satria F150. Bahkan, model ini kalah bersaing dengan Suzuki GSX 150 dan Nex yang menjelma menjadi dua jagoan baru pabrikan berlambang 'S' tersebut.

"Penjualan Suzuki GSX hampir 40 persenan dan GSX 30 persenan. Dua model tersebut, karena kebetulan Suzuki Satria kita unitnya tidak terlalu banyak," jelas Yohan Yahya, Sales & Marketing 2W Departement Head PT SIS, saat halal bihalal di bilangan Cipete, Jakarta Selatan.

Lanjut Yohan, penjualan Suzuki Satria F150 turun memang karena produksinya tidak terlalu banyak. "Demand turun juga, tapi kita masih jual rata-rata 2.500 sampai 3.000 unit masih bisa dijual," tegasnya.

Penurunan penjualan model ayam jago ini juga karena konsumen lebih memilih skutik, dan pergeseran tren.

"Ayam jago tidak termakan GSX, dan konsumen memang lebih beralih menggunakan skutik,' pungkasnya.

2 dari 2 halaman

Dolar Meroket, Suzuki Siap-Siap Kerek Harga Sepeda Motor

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus meroket, bahkan sudah lebih dari Rp 14 ribu. Hal tersebut, tentu saja jadi konsekuensi pabrikan otomotif untuk mengkatrol harga jual kendaraannya.

Dijelaskan Yohan Yahya, Sales & Marketing 2W Departement Head PT SIS, jika nilai tukar rupiah terus naik, harusnya harga jual kendaraan juga naik.

"Ya, kami masih kalkulasi karena kondisinya bersamaan dengan anak sekolah, dan setelah Lebaran, kebutuhan banyak. Kami masih pertimbangkan semua, yang (brand) besar saja tidak tahan, masa yang kecil disuruh bertahan," jelas yohan saat berbincang dengan wartawan, saat halal bihalal di bilangan Cipete, Jakarta Selatan, Kamis (6/7) malam.

Lanjut Yohan, pihaknya masih menunggu, setidaknya sampai dua bulan ke depan. Jika memang tidak memungkinkan untuk mempertahankan harga, pihak Suzuki juga terpakasa harus menaikkan harga.

"Kenaikan tergantung kalkulasi, kira-kira bisa satu sampai dua persen," tegas Yohan.

Sementara itu, berbicara penjualan terlebih saat libur lebaran lalu, penjualan retail Suzuki tetap mengalami peningkatan 23 persen. Meskipun, untuk suplai memang terganggu, karena hari kerja yang pendek dipotong libur Lebaran.

"Juni lalu kita jual sekitar 6.900an unit, hampir 7.000 unit lah. Untuk model yang mendominasi, Suzuksi GSX dan Nex, dengan komposisi Nex hampir 40 persenan dan GSX 30 persenan," pungkasnya.

Video Terkini