Sukses

Mobil Berbahan Bakar Limbah Plastik Karya Mahasiswa UGM Juarai Kompetisi Internasional

Smart Car Microalgae Cultivation Support (MCS) buatan mahasiswa UGM jadi juara di kompetisi Shell Ideas360 di London, Inggris.

Liputan6.com, Yogyakarta - Tiga mahasiswa Indonesia dari Universitas Gadjah Mada (UGM), yaitu Herman Amrullah, Sholahuddin Alayyubi, dan Thya Laurencia Benedita Araujo berhasil menjadi juara kompetisi Shell Ideas360 di London, Inggris.

Tim Smart Car MCS UGM tersebut berhasil mengalahkan empat tim finalis lainnya yang berasal dari empat negara berbeda yaitu tim mahasiswa dari American University of Sharjah (Uni Emirat Arab), University of Texas (Amerika Serikat), University of Bordeaux (Perancis) dan University of Melbourne (Australia).

Sebelumnya, mereka harus berkompetisi dalam beberapa tahapan dengan 3.336 tim mahasiswa berbagai universitas dari 140 negara dunia. Seluruh tim ditantang untuk mengembangkan inovasi baru untuk menghadapi tekanan dunia di masa depan.

Dikutip dari laman resmi UGM, tim ini meraih juara dengan merancang sebuah mobil yang mampu mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar dengan memanfaatkan gas buang mobil, dengan mengusung "Smart Car Microalgae Cultivation Support (MCS)".

Ide ini berawal dari keprihatinan mereka terhadap banyaknya sampah plastik di lingkungan. Meskipun sampah plastik dapat diubah menjadi bahan bakar, tetapi untuk mengonversi menjadi bahan bakar membutuhkan energi yang tidak sedikit.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Herman menjelaskan, panas gas buang kendaraan, bisa mencapai 500 °C sehingga bisa digunakan dalam proses tersebut. Smart car ini memiliki reaktor pirolisis yang dapat menampung sebanyak 2 kg sampah plastik.

Tidak hanya itu, mobil ini juga dilengkapi dengan teknologi Microalgae Cultivation Support (MCS) yang digunakan untuk mengurangi jumlah CO2 gas buang pada kendaraan.

Pengembangan Smart Car ini tidak hanya bisa memproduksi bahan bakar dan biofuel untuk energi bersih dari limbah plastik.

Namun, dengan pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar juga mengurangi persoalan sampah di lingkungan dan menciptakan lingkungan yang lebih baik.

Disamping itu, juga berkontribusi dalam mengurangi jumlah karbondioksida sehingga bisa menekan dampak perubahan iklim.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini