Sukses

Yamaha Tersandung Skandal Emisi Gas Buang

Mulanya, skandal ini menimpa Mitsubishi pada tahun 2016 yang kemudian disusul oleh Nissan dan Subaru setahun kemudian. Temuan ini lalu memicu pemerintah Jepang untuk meminta semua perusahaan otomotif memeriksa kembali standar pengujian produk mereka.

Liputan6.com, Tokyo - Yamaha Motor Corp. Jepang sedang diguncang oleh skandal emisi gas buang. Ini bukanlah yang pertama kali terjadi, karena beberapa pemain otomotif di Jepang terkena skandal yang sama.

Mengutip dari Asphaltandrubber.com, dikabarkan bahwa lima dari delapan pabrikan ditemukan salah dalam melakukan pengujian dan melaporkan emisi serta efisiensi bahan bakar produk mereka.

Mulanya, skandal ini menimpa Mitsubishi pada tahun 2016 yang kemudian disusul oleh Nissan dan Subaru setahun kemudian. Temuan ini lalu memicu pemerintah Jepang untuk meminta semua perusahaan otomotif memeriksa kembali standar pengujian produk mereka.

Setelah dilakukan peninjauan internal, ditemukan bahwa Mazda dan Suzuki melakukan pengujian yang tidak sesuai standar. Hal serupa ternyata juga dilakukan oleh pabrikan motor berlogo garpu tala, Yamaha.

Berdasarkan sumber yang sama, Kementerian Tanah, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang menyatakan bahwa Suzuki, Mazda, dan Yamaha melakukan pengujian produk dengan kondisi serta metode yang tidak valid.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Dengan demikian, Yamaha harus melakukan uji emisi ulang pada tujuh model produknya secara menyeluruh. Pasalnya, terbukti sebanyak 2 persen diuji dengan cara yang keliru.

Untungnya, mereka masih belum melanggar peraturan setempat. Meski begitu, nama beberapa pabrikan Jepang dianggap menodai pemerintah setempat karena terlibat kasus ini.

Menanggapi hal tersebut, pihak Mazda, Suzuki, dan Yamaha secara terbuka menyampaikan permintaan maafnya kepada konsumen dan pemerintah.

"Yamaha Motor dengan tulus meminta maaf kepada semua pelanggan, mitra, dan pemangku kepentingan lainnya yang mungkin memiliki kekhawatiran atau merasa tidak nyaman akibat kejadian ini," kata perusahaan sepeda motor itu dalam siaran pers.

Sumber: Otosia.com