Liputan6.com, Jakarta - Mengemudi bukan hanya sekadar mampu mengendalikan kendaraan dari satu tempat ke tempat lainnya. Namun mengemudi juga perlu attitude yang baik terhadap pengendara lainnya.
Pasalnya, berkendara di jalan raya bukan milik seorang atau pribadi, melainkan milik bersama. Karena itu, ada baiknya jika mengemudi tidak secara ugal-ugalan.
Â
Advertisement
Baca Juga
Namun begitu, hingga saat ini masih saja ada pengemudi yang seenak jidat, sehingga membahayakan dirinya dan juga orang lain.
Seperti dilansir situs Hyundai, setidaknya, ada lima pengemudi berbahaya yang ada di sekitar kita. Jenis-jenis sikap pengemudi seperti ini sebisa mungkin kita hindari.
Sebab, jika melakukan salah satunya, tentu saja hal ini akan berpotensi terjadi kecelakaan. Berikut lima sikap pengemudi yang patut dihindari
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Agresif
Orang yang memiliki gaya mengemudi agresif, biasanya mengemudi kendaraan secara semaunya. Tidak peduli kondisi jalan sedang macet atau tidak, yang penting ia bisa sampai di tujuan.
Bahkan, yang lebih parahnya lagi, pengemudi agresif ini juga bisa membahayakan pengemudi lain. Jenis pengemudi agresif dan ugal-ugalan tidak jauh berbeda, mereka sering kali mengabaikan peraturan yang ada di jalan raya. Â
2. Provokatif
Jenis pengemudi provokatif biasanya kita sering menemukannya di traffic light atau lampu merah. Mereka cenderung membunyikan klakson meskipun lampu masih dalam kondisi merah, berkali-kali menyalakan lampu high beam, memepet atau bahkan memotong saat mau mendahului atau didahului.
Pengendara yang memiliki karakter seperti ini akan membuat pengendara lain terpancing emosinya dan melakukan kesalahan di jalan raya. Â
3. Ragu-ragu
Mau belok apa lurus? Mau di tengah atau paling kanan? Pengendara ‘enggak jelas’ seperti ini memiliki keragu-raguan. Mereka bisa menjadi sumber bahaya bagi pengendara lain.
Pasalnya, pengendara tersebut membuat pengendara lain sulit mengambil keputusan atau melewatinya. Lalu tiba-tiba berbelok atau mengurangi kecepatan.
Bukan itu saja, karena ragu-ragu dan tidak fokus, ia bisa mencelakakan orang lain. Semisal ketika dihadapkan disebuah pertigaan, karena ragu akan belok ke kanan atau ke kiri, akhirnya pengendara tersebut tidak fokus pada area sekitarnya sehingga membuat orang lain celaka. Â
Â
Advertisement
4. Multitasking
Meskipun kini iklan layanan masyarakat mengenai keselamatan berkendara sudah banyak, namun para pengemudi sering mengabaikannya.
Perihal sepele tentang mengecek handphone saat berkendara adalah hal yang sering dilakukan. Menurut data National Safety Council, Amerika Serikat, sepanjang tahun lalu terjadi 1,3 juta kecelakaan yang berkaitan dengan pemakaian handphone saat mengemudi.Â
Tidak hanya itu, bagi kaum Hawa, mereka biasanya menyetir sambil dandan atau sambil makan dan minum. Perliaku seperti ini sangat berbahaya, karena konsentrasi untuk berkendara akan terpecah dengan kegiatan lain selain menyetir. Â
5. Egois
Di jalan raya kita tidak seorang diri. Hal ini sering dilupakan oleh pengendara mobil ataupun motor. Pengendara dengan tipe seperti ini tidak akan memberikan kesempatan kepada pengendara lain untuk menyalip atau mendahului orang lain.
Maunya diberi jalan, tapi tak mau memberi pada yang lain.Â
Ketika bertemu dengan tipe pengendara seperti ini, pilihan terbaik hanya mengalah dan menghindari pengendara tersebut. Jika ikut terbawa sifat egois, maka kecelakaan akan menjadi salah satu jawabannya.