Sukses

Nissan Siapkan 6 Model Baru, Apa Saja?

Penjualan yang terus merosot memaksa Nissan memutar otak dalam mengarungi bisnisnya di Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Penjualan yang terus merosot memaksa Nissan memutar otak dalam mengarungi bisnisnya di Indonesia. Tak ingin posisinya semakin terhimpit, Nissan mulai bergerak dengan menjalankan rencana bisnisnya, salah satunya merilis model terbaru Nissan Terra.

Peluncuran mobil segmen SUV itu merupakan bagian rencana jangka menengah baru Nissan Indonesia. Rencana ini ambisius di sisi produk dengan janji 'lebih ekspansif memasarkan model baru dengan model SUV dan MPV'. Rencana jangka menengah baru itu tidak berdiri sendiri. Dia memiliki payung global yang bertajuk Nissan M.O.V.E. 2022.

Nissan M.O.V.E 2022 adalah rencana jangka menengah Nissan Motor Co berdurasi enam tahun. Tujuannya, meningkatkan pendapatan Nissan menjadi 16,5 triliun yen dari 12,8 triliun yen, dan menghasilkan kumulatif 2,5 triliun yen untuk arus kas bebas, dengan margin operasi delapan persen.

Seperti apa potensi pasar Indonesia, Asia dan Oceania di 2022, serta proyek mobil MPV Nissan, dan isu menarik lainnya, M Syakur Usman dari Merdeka.com dan beberapa media mendapat kesempatan wawancara terbatas dengan Vincent Wijnen, Senior Vice President Nissan Asia dan Ocenia, yang berada di Jakarta untuk menghadiri peluncuran Nissan Terra awal bulan ini. Berikut petikannya:

Seperti apa tren mobil penumpang versi Nissan?

Tren mobil yang menawarkan kenyamanan berkendara, tapi juga bisa cepat. Orang tetap membutuhkan mobil cepat, misalnya outonomus driving itu tetap membutuhkan kecepatan. Permintaan pasar di hampir semua negara, misalnya, mobil LCGC tetap butuh intelligent safety, meski berada di segemn LCGC. Tren ini yang akan ditangkap Nissan. Kami mengikuti tren teknologi dan teknologi yang relevan dengan segmen otomotif.

Kami akan tawarkan Nissan Intelligent Mobility (NIM), yang memadukan kenyamanan dan teknologi secara tepat. Setiap mobil yang akan dipasarkan kami pastikan membawa fitur NIM (Nissan Intelligent Mobility punya tiga pilar, yakni Intelligent driving, Intelligent power, dan Intelligent integration/connectivity). Inilah positioning Nissan dibandingkan kompetitor.

Mobil listrik atau electric vehicle (EV) akan populer di Asia dan Oceania, sehingga kami juga akan menjual mobil EV, sesuai dengan kesiapan infrastruktur negara masing-masing. Misalnya, fasilitas charging di area pubik.

Pada Februari lalu, kami memasarkan mobil EV Nissan Leaf di tujuh negara termasuk China dan Jepang. Sementara Indonesia dan Flipina sedang kami studi untuk Nissan Leaf.

 

<p><em><strong>* Update Terkini <a href="https://www.liputan6.com/tag/asian-games-2018">Asian Games 2018</a> Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia <a href="https://www.liputan6.com/asian-games">di Sini</a>.</strong></em></p>

2 dari 4 halaman

Selanjutnya

Bisa digambarkan potensi Asia dan Oceania, serta Indonesia khususnya terhadap Nissan M.O.V.E 2022?

Region Asia dan Oceania lah yang tumbuh, bahkan tercepat di dunia. Sedangkan Eropa, Amerika Serikat, dan Australia pasarnya tidak tumbuh. China masih tumbuh, tapi tidak cepat. Intinya, region ini akan tumbuh, karena motorisasi terus berlanjut. Ditambah pertumbuhan pasar kelas menengah baru. Thailand sedikit mature di masa mendatang.

Di 2022, region ini tumbuh ganda (double) secara volume, di luar Jepang, China, dan India. Pertumbuhannya datang dari Indonesia, Filipina, dan Indchina. Dalam bingkai 2022 di Indochina, Vietnam akan tumbuh cepat, tapi Loas, Kamboja, dan Myanmar tumbuh rendah, tapi kami yakini tetap tumbuh. Di Asia pada 2022, 65 persen kelas menengah di dunia ada di Asia. Jadi Asia adalah mesin besar untuk tumbuh.

Indonesia akan menjadi kontributor terbesar dari sisi volume. Indonesia dan Filipina akan tumbuh cepat. Indonesia juga menjadi salah satu pasat terbesar dan potensial, karena populasi besar dan ekonomi tumbuh.

Maka itu, rencana kami adalah ingin tumbuh di Indonesia, dengan meluncurkan banyak produk yang dimulai dengan Terra. Setelah itu, ada banyak mobil dipasarkan. Indonesia adalah masa depan.

Maka itu, visi kami adalah menawarkan produk, layanan kenyamanan, safety, dan konektivitas. Teknologi akan dipakai di setiap model yang kami luncurkan. Secara progresif diimplementasikan, seperti teknologi konektivitas, autonomos, dan sebagainya.

Termasuk model MPV?

Iya, tentu MPV. Nissan akan meluncurkan banyak model termasuk MPV di region ini, karena MPV sebagai model yang paling populer di sini (termasuk Indonesia).

Untuk tumbuh, kami perlu ada di segmen MPV. Kami juga perlu tumbuh di segmen SUV lewat Terra, yang punya potensi tumbuh di masa depan, dan beberapa segmen lain. Tapi, kami akan konsentrasi di segmen MPV dan SUV, karena kami percaya kuat di dua segmen itu.

Kami akan membawa teknologi Nissan Intelligent Mobility pada setiap model yang akan diluncurkan. Ini sesuai dengan permintaan pasar bahwa driving pleasure sangat penting.

 

3 dari 4 halaman

Selanjutnya

Berapa rencana nilai investasi di region ini ?

Saya tidak bisa sebutkan nilainya. Kami akan meluncurkan 5-6 model baru, yang akan dilakukan juga di Thailand dan Filipina. Itu investasi besar, karena kami harus siapkan sisi manufakturing, organisasinya juga dikembangkan. Kami harus persiapkan segala hal yang diperlukan termasuk sisi jaringan diler dan teknologi mobilnya.

Jika kami ingin penjualan tumbuh double, investasi harus besar. Jika tidak, kami tidak akan tumbuh.

Apakah MPV Nissan akan menggunakan platform MPV Mitsubishi Xpander yang sukses itu?

Iya, tentu saja. Yang bisa saya katakan, kami sudah studi ini lama, beberapa tahun. Itulah keuntungan aliansi dari Mitsubishi -- sejak akhir 2016, Mitsubishi menjadi anggota baru aliansi global Renault-Nissan.

Di region ini, Mitsubishi sangat relevan dan bagi kami Mitsubishi adalah potensi besar. Contohnya, kami baru saja berbagi bersama atau sharing fasilitas parts warehouse di Australia. Yang dilanjutkan dengan sharing traning center di Filipina.

Ke depan, kami akan sharing fasilitas manufaktur, sebab sejak aliansi kami memiliki banyak manufaktur di banyak negara. Kondisi ini membuka peluang untuk bisa memilih investasi dan fasilitas manufaktur yang terbaik untuk memproduksi kendaraan dari tiga merek ini.

Aliansi ini sangat konkret. Mitsubishi juga dapat benefit, seperti mendapat skill dan akses terhdap teknologi Nissan yang tidak dimilikinya. Jadi aliansi ini dua arah, bukan satu arah.

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Apakah kami bisa melihat model MPV Nissan itu pada tahun depan?

Saya harap tahun depan. Tapi saya akan kasih tahu Anda nanti (sambil tertawa).

Bagaimana Anda melihat peta kompetisi industri otomotif Indonesia?

Kita melihat kompetisi. Jika strategi Anda ditentukan strategi kompetitor, maka Anda tidak akan menang. Kami punya strategi dengan Nissan Intelligent Mobility. Ada contoh baik dalam hal ini, kami investasi besar-besaran mengembangkan mobil listrik (EV), yang tidak diduga kompetitor kami. Namun, kini diikuti oleh Toyota, VW, dan Honda.

Strategi kami kuat dan konsisten dengan visi jelas bahwa NIM menawarkan produk dan service kepada konsumen untuk membuat hidup lebih mudah dan lebih aman. Kami tidak jiplak strategi kompetitor. Tapi kemudian pemain lain juga mulai dengn EV. Tidak masalah. Makin banyak pemain, makin baik, karena dunia berubah cepat.

Kita tidak hidup dalam botol. Kami tahu Toyota kuat di sini. Dan banyak merek lain masuk dan keluar. Namun, kami percaya pasar di sini, ada 4 juta unit mungkin 5 juta, dan terus tumbuh, asal mampu membawa mobil tepat dan paket tepat. Kami percaya pasarnya besar sehingga ada ruang bagi semua pemain. Masih banyak ruang.

Contoh, di Australia, pasarnya setahun satu juta unit, tidak tumbuh, selalu satu jutaan per tahun. Tapi pemainnya ada 72 merek.

Sedangkan di Indonesia, pemainnya tidak sebanyak Australia, hanya 10 pemain besar, sehingga kami punya ruang di sini. Kami tidak mengincar menjadi No. 1 pada 2022, karena terlalu cepat. Tapi di masa depan mungkin saja (sambil senyum lebar).

Sumber: Merdeka.com