Sukses

Masuk Musim Hujan, Pemilik Skutik Wajib Waspada Kalau Tak Mau Rugi

Hanya saja sepeda motor terutama jenis skutik (skuter matik) pada saat musim hujan memerlukan perawatan ekstra tambahan karena sistem penggeraknya menggunakan continuously variable transmission (CVT).

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah daerah sudah mendapat hujan. Seperti Jakarta kemarin sore, curah hujan yang turun relatif besar. Perlu kita waspadai, setiap musim hujan muncul genangan-genangan air di sejumlah jalan.

Kondisi seperti ini selain karena hujan turun deras dan dalam waktu yang lama, juga karena sistem resapan air serta drainase kota yang tak berfungsi dengan baik. Mau tak mau, kita acap kali harus melewati jalanan yang tergenang air itu manakala bekerja atau beraktivitas di luar rumah.

Hanya saja sepeda motor terutama jenis skuter matik pada saat musim hujan memerlukan perawatan ekstra tambahan karena sistem penggeraknya menggunakan continues variable transmission (CVT).

Menurut Galuh Afriyanto, Koordinator Servis Yamaha SBR Pemalang, Jawa Tengah, CVT adalah peranti yang sangat sensitif terhadap kotoran dan air. Karena itu pula jangan nekat melewati genangan air yang melebihi dari separuh tinggi ban.

“Di daerah yang rawan banjir, pengguna skutik perlu lebih berhati-hati, jangan terlalu ambil resiko, karena air bisa juga masuk ke area CVT jika motor terendam terlalu dalam dan lama. Ini menyebabkan V-belt selip. Motor bisa hidup tetapi roda tidak bisa jalan saat grip gas diputar,” terangnya.

Maka dari itu ia menyarankan untuk sering-sering mengecek di area V-belt saat musim hujan.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Akibat Fatal

Selain itu, oli transmisi juga perlu sesekali diperiksa setelah melewati genangan air atau banjir karena bukan tidak mungkin air masuk ke area gear box. Dampaknya bermacam-macam, mulai dari karat sampai terkena water hammer yang bisa bikin kantong jebol.

Istilah water hammer dalam bahasa mekanik di bengkel adalah ngejem. Air masuk ke ruang bakar, sementara piston tetap bergerak naik turun.

“Nah karena tidak bisa dibakar, akhirnya connecting rod atau setang piston bengkok. Yang paling parah bisa patah dan berakibat fatal merembet ke part-part lainnya. Kalau begini biaya memperbaikinya cukup besar dari sekadar karatan,” tutup Galuh.

Penulis: Nazarudin Ray

Sumber: Otosia.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.