Liputan6.com, Jakarta - Tak bisa dipungkiri bahwa Honda Vario 150 terbaru merupakan salah satu motor terlaris di Indonesia. Melihat data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), angka penjualannya mencapai 238.786 unit sepanjang semester satu 2018.Â
Baca Juga
Advertisement
Meski banyak yang suka, bukan berarti Vario 150 model 2018 sempurna. Kekurangannya juga ada. Setidaknya kami sudah merangkum empat kekurangan dari Vario 150. Apa saja? Simak bahasan berikut:
1. Ruang Kaki Sempit
Bagi penunggang motor pemula dan punya tinggi badan di bawah 170 cm, mungkin nyaman mengendarai Vario 150. Hanya saja, untuk pemilik tinggi di atasnya, ada yang mengganggu. Honda ternyata merancang ruang kaki Vario 150 tidak terlalu luas, terutama di bagian lutut. Kerap kali lutut pengendara bersinggungan langsung dengan kompartemen depan.
Padahal permasalahan ini sudah terjadi di Honda Vario 150 generasi sebelumnya. Entah kenapa Honda seperti tidak belajar dari kekurangan itu dan memperbaikinya di model sekarang.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
2. Tidak Bongsor dan Desain Serupa Skutik Entry Level
Skutik 150 cc bukan lagi kelas entry level, sehingga harus punya penampilan beda dari yang lain. Ambil contoh Honda PCX, Yamaha Aerox, dan Vespa Primavera. Ketiganya punya kesamaan, tampil dengan dimensi bongsor. Ini menunjukkan mereka berada di kelas premium.
Vario 150 tidak demikian. Meski ada di segmen premium, Honda tetap membuatnya membumi. Terbukti dari dimensi yang ringkas persis skutik-skutik entry level. Panjangnya cuma 1.919 mm, lebar 679 mm dan tinggi 1.062 mm. Lebih parahnya lagi, desainnya sama persis dengan Vario 125 yang notabene punya kapasitas mesin lebih kecil dan harga lebih murah.
Kalau Honda mengatakan warna doff merupakan bukti kepremiuman Vario 150. Nyatanya, Suzuki Nex II yang skutik entry level juga menggunakannya. Jadi apa yang bisa dibanggakan dari desain Vario 150?
Advertisement
3. Performa Mesin Kalah dari Kompetitor
Honda boleh mengklaim mesin Vario 150 irit. Berdasar pengujian internal pabrikan berlambang sayap dengan metode ECE R40, konsumsi bahan bakar rata-ratanya mencapai 46 Kpl. Dengan catatan pakai bensin Euro 3 dan fitur idling stop system (ISS) diaktifkan.
Meski menang irit, tapi soal performa tidak ada apa-apanya dibanding Aerox. Jantung mekanis Vario 150 cuma bisa mengeluarkan torsi 13,4 Nm pada 5.000 rpm dan tenaga maksimal 12,9 Tk pada 8.500 rpm. Mesin Aerox sanggup memuntahkan torsi puncak 13,8 Nm pada 6.250 rpm dan tenaga maksimal 14,74Â Tk pada 8.000 rpm. Kehebatan skutik Yamaha ini, karena penggunaan kapasitas 155 cc dan teknologi katup variabel (VVA) yang tidak dimiliki Vario 150.
4. Tidak Ada Power Outlet
Fiturnya memang banyak. Ada sistem pencahayaan full LED, panel instrumen digital, keyless, alarm, answer back system, ISS dan lain-lain. Meski begitu, Honda tidak memberikan power outlet di Vario 150. Padahal di zaman sekarang, power outlet sangat penting guna mengisi daya smartphone ketika berkendara. Fitur ini banyak dimanfaatkan pula oleh pengendara ojek online.
Skutik-skutik lain dengan harga lebih murah pun banyak memilikinya. Ambil contoh, Honda Scoopy dan Suzuki Nex II varian tertentu. Sementara di kelas 150 cc, power outlet tersedia di Honda PCX 150, Yamaha Aerox, Vespa Primavera dan lain-lain. Belum jelas alasan Honda tidak memberi Vario 150 ketika banyak orang menganggap smartphone sebagai prioritas utama.
Sumber: Oto.com
Advertisement