Sukses

Volkswagen Berencana Produksi Massal Menggunakan Printer 3D

Teknologi printer 3D telah memengaruhi dunia otomotif dalam berbagai cara. Namun, sepertinya baru Volkswagen yang mengambil langkah terbesar, yaitu produksi massal suku cadang menggunakan printer 3D.

Liputan6.com, Wolfsburg - Teknologi printer 3D telah memengaruhi dunia otomotif dalam berbagai cara. Namun, sepertinya baru Volkswagen yang mengambil langkah terbesar, yaitu produksi massal suku cadang menggunakan printer 3D.

Memang produksi suku cadang menggunakan printer 3D bukan hal yang baru, karena sudah ada yang mencetak kaliper, suku cadang, hingga mobil seutuhnya. Namun, semuanya hanya diproduksi secara terbatas. 

Rencana VW tersebut berkat perkembangan metal jet 3D printer dari HP. Printer baru tersebut sanggup mencetak suku cadang yang terbuat dari baja, dan printer tersebut lebih baik dibanding sebelumnya. 

Dilansir Autoblog, VW akan mulai menawarkan opsi kustomisasi pada bagian terkecil. Misalkan penamaan pada tailgate, gearknobs, hingga kunci mobil. Dalam 2-3 tahun mendatang, skalanya bisa lebih besar dari sekedar kustomisasi.

" Tujuan kami adalah mengintegrasikan suku cadang yang dicetak ke kendaraan generasi selanjutnya. Rencana jangka panjangnya, kami berharap adanya peningkatan jumlah, ukuran, dan kebutuhan teknis, " ungkap Dr. Martin Goede, VW Head of Technology Planning and Development.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Mobil Listrik Murah Ini Dibuat dengan Printer 3D

Saat ini kebanyakan harga mobil listrik lebih mahal dibanding dengan mobil konvensional. Namun, beberapa negara memberikan keringanan bagi para pemilik mobil listrik.

Hanya saja, belum ada regulasi dari pemerintah yang dapat menekan harga mobil listrik hingga US$10.000 ( setara Rp 135 juta). Tapi teknologi printer 3D bisa saja menciptakan sebuah mobil listrik murah yang lebih terjangkau.

Dilansir Autoevolution, Chinese Polymaker, sebuah perusahaan spesialis jasa print 3D, mengumumkan telah membuat mobil listrik mungil yang dicetak menggunakan printer 3D. Untuk mewujudkan hal ini, perusahaan tersebut bekerja sama dengan pabrikan X Electrical Vehicle Limited (XEV).

 

 

 

"XEV adalah proyek produksi massal pertama nyata yang menggunakan teknologi 3D printing. Memang banyak perusahaan lain yang menggunakan teknologi ini. Namun, tidak ada yang dapat dibandingkan dengan XEV dari segi ukuran, skala, dan intensitas," ungkap Luo Xiaofan, CEO Polymaker.

Mobil yang bernama LSEV dapat dicetak dalam waktu 3 hari, kecuali bagian sasis dan kursi yang harus dibuat menggunakan fasilitas konvensional. Spesifikasi mesin maupun transmisi belum diketahui, namun jarak tempuhnya diklaim mencapai 150 km dengan kecepatan puncak 70 km/jam.

Hal yang paling mengejutkan dari mobil tersebut adalah jumlah suku cadang yang terbilang sedikit, mobil tersebut hanya terbuat dari 57 suku cadang, dibanding mobil biasa yang memiliki lebih dari 2.000 suku cadang.

Kabarnya, mobil tersebut sudah dipesan oleh Italian Postal service dan pihak lain yang tertarik. Setidaknya pemesanan mobil listrik tersebut mencapai 7.000 unit. Rencananya LSEV akan tersedia di kawasan Asia dan Eropa mulai 2019.

Â