Sukses

Tahukah Kamu Toyota Untung Rp 100 Jutaan Setiap Detiknya?

Setiap detik, revenue Toyota mencapai USD 7.190 atau Rp 107 jutaan (Kurs USD 1 = Rp 14.880), disusul Ford USD 4.618 (Rp 68,7 jutaan), kemudian Mercedes-Benz sebesar USD 3.482 (Rp 51,8 jutaan), dan di urutan keempat ada Volkswagen sebesar USD 2.941.

Liputan6.com, Jakarta - Sepanjang tahun 2017, penjualan mobil secara global tercatat sebesar 79,02 juta unit. Di tahun 2018, angka tersebut dipredikasi akan naik  3,6% menjadi 81,5 juta unit.

Nah, melihat jutaan puluhan juta kendaraan yang terjual, terbayangkah berapa keuntungan setiap pabrikan otomotif? Apalagi pabrikan mobil mewah.

Dilansir Zing, baru-baru ini Staveley Head mempublikasikan statistik revenue dan keuntungan 15 pabrikan mobil terbesar di dunia. Keuntungan itu dikonversikan ke dalam tiga mata uang, yakni Inggris Poundsterling, Euro, dan Dolar US.

Tebak, siapa yang paling tinggi revenue-nya? Kalau kamu jawab Toyota, maka jawabanmu benar.

Setiap detik, revenue Toyota mencapai USD 7.190 atau Rp 107 jutaan (Kurs USD 1 = Rp 14.880), disusul Ford USD 4.618 (Rp 68,7 jutaan), kemudian Mercedes-Benz sebesar USD 3.482 (Rp 51,8 jutaan), dan di urutan keempat ada Volkswagen sebesar USD 2.941 (Rp 43,7 jutaan).

Lalu, mobil mewah lainnya? Kebanyakan mereka ada di posisi bawah. Tiga terbawah dalam daftar ada Aston Martin hanya USD 37 (Rp 550 ribuan) per detik, Bentley USD 68 (Rp 1 jutaan), dan Ferrari USD 126 (Rp 1,8 jutaan).

Sumber: Otosia.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Sienta Baru Muncul di Jepang, Toyota Indonesia Beri Respons

Sepanjang semester satu 2018, total penjualan wholesale Toyota Sienta di Indonesia hanya 2.253 unit. Padahal, pada 2017 Toyota sanggup meniagakan 8.580 unit (YoY). Apakah konsumen sudah bosan dengan model sekarang?

Banyak faktor yang mempengaruhinya. Meski trennya turun, TAM belum mau menyuntik mati penjualan domestik Sienta. Toyota Indonesia masih jadi rumah produksi Sienta.

Unit yang diproduksi masih menjadi barang ekspor ke beberapa negara Asean. Jumlahnya lumayan, 4.963 unit Sienta terkirim dari Januari hingga Juli 2018.

 

 

 

Lantas bagaimana dengan Toyota Sienta di Indonesia, akankah ada pembaruan seperti yang di Jepang? Kami pun mengonfirmasi salah satu petinggi Toyota Astra Motor (TAM).

“Rencana untuk improvement saat ini, kita masih pelajari baik produk maupun market-nya. Sienta di Indonesia dibuat di Facility Toyota di Indonesia. Jadi, tidak harus pada saat yang di Jepang berubah kita juga serta-merta berubah,” papar Franciscus Soerjopranoto, Executive General Manager TAM saat dihubungi OTO.com.

Pria yang akrab dipanggil Soerjo, menjabarkan cukup banyak. Saat mendatangkan produk anyar, kalkulasi bisnisnya mesti pas. Sebab, kebutuhan market di tiap negara pasti berbeda. Namun ia juga mengisyaratkan untuk melakukan penyegaran.

“Karena produksinya di dalam negeri, kami jadi punya kemungkinan untuk menyesuaikan improvement, sesuai dengan kebutuhan market kita, yang belum tentu sama dengan negara lain dalam hal ini Jepang. Jika nanti ada improvement, pun harapannya bisa tepat. Baik secara benefit bagi customer maupun segmennya,” tambahnya.

 

Salah satu strategi merangsang pasar, bisa berupa penyegaran produk. Namun jika penyegaran tak signifikan, konsumen juga enggan membeli.

Pada versi facelift Sienta Jepang, ubahan minor terjadi pada fascia, khususnya grille dan tambahan fitur keamanan. Kemudian tersedia konfigurasi kursi dua baris dan tiga baris. Terakhir, makin banyak pilihan warna termasuk two tone atap hitam.

Sementara pada jantung mekanis tak berubah. Masih pakai mesin 1.5 liter yang berkode 2NR-FE, 16 valve, DOHC serta Dual VVT-i. Daya yang keluar sebesar 107 Hp pada 6.000 rpm dan dorongan torsi 140 Nm pada 4.200 rpm.

Namun versi Jepang diklaim semakin irit bahan bakar. Konsumsinya mencapai 22,8 km/l. Bisa jadi ada penyempurnaan pengaturan pada Electronic Control Unit (ECU). Nah, semoga saja Toyota bisa membawa unit Sienta baru yang lebih atraktif. Toh produksi lokal kan?

Sumber: Oto.com