Liputan6.com, Jakarta - Industri otomotif Tanah Air makin sengit. Berbagai merek dan juga model baru datang mencoba peruntungan di Indonesia, seperti dua merek Cina, Wuling dan DFSK. Selain itu, banyak juga model yang cukup mencuri perhatian satu tahun belakangan ini, seperti Wuling Confero dan Mitsubishi Xpander.
Dengan kondisi pasar tersebut, tentu saja berdampak bagi penjualan mobil di dalam negeri, seperti yang dirasakan perusahaan raksasa Indonesia, PT Astra International Tbk (Group Astra atau Perseroan). Group ini sendiri, memayungi beberapa merek mobil, seperti Toyota, Daihatsu, Isuzu, dan Peugeot di Tanah Air.
Advertisement
Baca Juga
Berdasarkan data penjualan mobil Astra yang diterima Liputan6.com, Kamis (20/9/2018), meskipun masih menjadi lumbung pendapatan, namun penjualan mobil Astra Group belum menggembirakan.
Secara total, wholesale sales sepanjang Januari sampai Agustus 2018, Astra hanya mampu menjual 374.744 unit.
Jumlah tersebut, turun 6,08 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan jumlah penjualan sebesar 398.995 unit.
Sementara itu, untuk total pasar secara keseluruhan sepanjang 2018, sudah mencapai angka 763.458 unit. Untuk Astra sendiri, dari total pasar menguasai 49 pangsa pasar.
Untuk segmen mobil murah ramah lingkungan alias LCGC, selama delapan bulan 2018 total penjualan mencapai 153.534 unit.
Nah, untuk Astra Group sendiri mampu menguasai pasar LCGC sebesar 74 persen dengan penjualan Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Toyota Calya dan juga Daihatsu Sigra.
Selanjutnya
Sementara itu, penerunan performa Astra Group memang tidak terlepas dari merosotnya penjualan PT Toyota Astra Motor (TAM), sebagai agen pemegang merek (APM) Toyota di Tanah Air.
Raksasa asal Jepang ini, hanya mendistribusikan kendaraan sebanyak 228.540 unit sepanjang Januari hingga Agustus 2018.
Dengan hasil tersebut, penjualan Toyota memang turun 12,98 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, yang mampu menjual sebanyak 262.624 unit.
Advertisement