Liputan6.com, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) menggelar pameran Alat Utama Sistem Persenjataan (alutsista) di kawasan Monas, Jakarta Pusat, 27-29 September 2018. Pameran yang dibuka oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto ini dalam rangka menyambut hari jadi ke-73 TNI pada 5 Oktober mendatang.
Pameran alutsista gratis untuk umum menampilkan sejumlah kendaraan tempur (ranpur), mulai dari tank lapis baja seperti Leopard, panser, helikopter Apache, dan sebagainya.
Walaupun Alat Utama Sistem Persenjataan (alutsista) TNI yang dipamerkan ada yang berusia lanjut, ranpur tersebut pernah mengalami masa kejayaan dan pernah berjasa dalam perjalanan Republik ini. Bahkan hingga kini masih tetap dioperasikan TNI untuk menjaga keamanan dan kedaulatan negara.
Advertisement
Menariknya, beberapa tank panser dan kendaraan tempur komando menggunakan mesin dari pabrikan terkenal, seperti Renault dan Ford, serta truk Mercedes-Benz Unimoq 5000 yang dijadikan kendaraan sistem pertahanan udara Arhanud TNI AD.
Baca Juga
Misalnya Panser V 150 Intai buatan Cadillac Cage (Amerika Serikat), Atlas Firing Unit dan Panser Anoa bikinan PT Pindad menggunakan mesin Renault, serta DMV 30T/A Rantis serbu Detasemen Bravo Paskhas TNI AU yang mengandalkan mesin diesel Ford 4600 cc.
Beberapa di antaranya menggunakan ban yang cukup kuat dari merek ternama seperti Continental Jerman dan Michelin Prancis. Bahkan beberapa tipe ban diantaranya mampu berjalan 50 km/jam jika terkenda tembakan senjata.
Panser V 150 Intai berpenggerak 4WD, yang memiliki jantung mesin diesel V-504 V-8 bertenaga 202 HP pada 3.300 rpm bertransmisi otomatis. Bodinya lebih pendek dari VAB NG, yakni panjang 5,68 m, lebar 2,26 m, dan tinggi 1,54 m, serta bobot tempur mencapai 9,89 ton.
Untuk kecepatan berlari, di jalan biasa hanya menembus 88,54 km/jam, dan menerjang air maksimal speed sebatas 5 km/jam dibantu propeler. Sama seperti saudaranya asal Prancis, tank panser ini punya rintang tegak 0,609 m, rintang miring 30 persen dan tanjakan 60 persen.
Sedangkan panser Anoa 2 menganut sistem penggerak roda 6x6. Panser dari jenis APS (angkut personel sedang)-3, atau bisa disebut APC (armoured personnel carrier).
Panser Anoa 2 dirancang dengan bodi Monocoque Armoured, dan suspensinya menggunakan Independent suspension dan torsion bar. Panser ini memiliki kapasitas bahan bakar 200 liter dengan jarak tempuh 600 km. Kecepatan maksimal sampai 90 km/jam.
Selanjutnya
Produksi PT Pindad lainnya adalah Atlas Firing Unit bermesin solar Renault 4700cc dengan berat kosong 7000 kg. Ranpur anti serangan udara ini mempunyai maksimal kecepatan di jalan datar 80 km/jam, dan kecepatan maksimal di jalan offroad 30 km/jam.
Dengan dimensi kendaraan panjang kali lebar dan tinggi 6300 mm x 2190 mm x 2105 mm, panser Atlas Firing Unit menampung 4 personil yang memiliki tugas berbeda.
Ranpur ini dipersenjatai misil 925m/detik (2,8 mach), jarak tembak minimal 600 m, dan jarak tembak maksimal 6000m. Berat misil 10,68 kg, panjang misil 1990 mm yang bersistem kendali passive infrare homing.
“Misil ini bisa untuk semua jenis pesawat terbang. Helikopter bisa kena karena misil ini bisa mengunci sasaran di udara, dan ini sudah diujicobakan belum lama dan efektif mengenai sasaran,” ujar salah satu prajutit Arhanud TNI AD Kodam Jaya, Fajar, yang bertugas menjaga panser.
Yang cukup menyita perhatian adalah rantis serbu DMV 30T bermesin diesel Ford 4600 cc dengan penggerak 4x4. Bertransmisi otomatis dan lincah bermanuver ranpur ini sanggup berlari di jalan datar antara 70-80 km/jam.
Di Indonesia kendaraan ini hanya ada dua unit yang dibikin khusus PT Dirgantara Indonesia untuk Detasemen Bravo Paskhas TNI AU. Berbeda dengan kendaraan tempur lain yang menggunakan ban khusus impor, DMV 30T memakai ban offroad dalam negeri GT Radial Savero Komodo.
Sumber: Otosia.com
Advertisement