Liputan6.com, Jerez Melesat lurus tentunya jauh lebih mudah ketimbang menikung. Hal ini dirasakan pembalap muda Astra Honda Racing Team (AHRT), Gerry Salim yang kini berlaga di Moto3 Junir Championship FIM CEV Repsol 2018.
Pemuda asal Surabaya berusia 20 tahun ini baru pertama kali ikut kejuaraan dunia di Eropa. Sebelumnya Gerry merupakan kampium di Asia Road Racing Championship di kelas 250 cc. Namun nyatanya, ia harus menimba banyak ilmu setiba mendarat di benua biru.
Advertisement
Baca Juga
- CEV Jerez: Pembuktian Dimas Ekky dan Gerry Salim Setelah Jeda
Pembalap Belia Spanyol Meninggal Usai Kecelakaan di Ajang CEV
Dimas Ekky Finis Keenam pada FIM CEV Moto2 Barcelona
"Beda sekali dengan balap di Asia," ujar Gerry saat ditemui di Sirkuit Jerez, Spanyol (29/9). Perbedaan iklim kompetisi di Eropa dirasakan sangat kompetitif. "Kalau di Eropa banyak pembalap yang memang sudah terbiasa dengan motor racing sebelumnya. Sementara saya balap dengan motor street," ungkapnya.
Selain itu, variasi sirkuit juga banyak. Di kompetisi kali ini, Gerry ikut di delapan seri. Circuito de Jerez merupakan seri ke-6. Sebelumnya Motorland Aragon. Besok, Gerry akan start dari urutan 21.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Tak Mudah Taklukan Tikungan
Namun kali ini Gerry punya keyakinan lebih. Ia lebih bisa menguasai diri untuk melahap tikungan. "Setiap latihan ada improvement. Apalagi sejak Argagon, saya jarak rem saya bisa lebih pendek lagi," ujar Gerry saat ditemui di Jerez.
Tapi hal itu ternyata tak langsung membuatnya gampang menaklukan tikungan. "Pas keluar tikungan masih pegang rem. Kurang grip roda depan," ungkap Jerez. Menjaga keseimbangan motor harus dilakukan setelah berani maju 50-60 meter dari jarak pengereman sebelumnya dalam kecepatan sekitar 180 km/jam dan keluar mulus di tikungan cepat.
Advertisement