Liputan6.com, Jakarta Ban merupakan satu-satunya bagian yang kontak langsung dengan permukaan jalan, sehingga keberadaannya sangat penting. Namun masih banyak yang meremehkan fungsi ban. Acapkali tekanan angin ban tidak diperhatikan, apalagi kondisi secara fisik. Padahal dampaknya sangat fatal. Kecelakaan sering terjadi diakibatkan pecah ban atau kondisi yang sudah aus.
Baca Juga
Advertisement
Terlepas banyak faktor yang membuat ban jadi penyebab kecelakaan, intinya, harus rutin diganti. Agar perjalanan aman dan lancar, perhatikan kondisi ban terlebih dahulu. Bila menemukan 5 indikator ini, sebaiknya ganti ban baru dulu.
1. Kembang ban menipis
Ban yang sudah botak atau aus sangat memengaruhi pengendalian dan pengereman. Sangat berbahaya bila dipacu kencang dan menemui jalanan licin bila hujan. Grip ban sudah pasti jauh berkurang dan mobil mudah melintir. Perhatikan kembangan ban, bila terlihat tebal dan utuh, masih terbilang aman.
Jika terlihat pudar atau botak, sudah semestinya diganti demi keselamatan sepanjang perjalanan. Ada alat khusus untuk mengukur ketebalan ban. Bila tidak punya, sambangi saja bengkel khusus ban terdekat.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
2. Perhatikan Tanda TWI Ban
TWI ialah singkatan dari Tread Wear Indicator. Bentuknya berupa simbol segitiga yang terletak di batas terbawah kembangan ban dan tonjolan karet di sela kembangan ban. Jika bagian itu sudah menyentuh aspal dan mulai terkikis, berarti ban semakin menipis dan sudah waktunya dipensiunkan. Kondisi ini tidak bisa ditawar lagi demi keselamatan di jalan.
Advertisement
3. Retakan di Kembangan atau Dinding Ban
Retakan di kembangan dan dinding ban, tidak hanya terjadi di ban yang sudah botak saja. Bisa jadi kualitas ban jelek atau pengaruh cuaca. Jangan dibiarkan, karena mungkin saja menyebabkan kebocoran dan bisa meletus sewaktu-waktu. Untuk mencegah kejadian tak diinginkan, lebih baik segera mengganti ban baru.
4. Perhatikan Usia Ban
Ban mempunyai usia pakai. Tidak serta merta mobil yang jarang jalan selama bertahun-tahun, tak perlu mengganti ban karena masih tebal. Kondisi karet tentunya mengalami penurunan. Umumnya, pihak produsen merekomendasikan pemakaian ban selama 6 sampai 10 tahun. Jika mobil rutin digunakan dalam pemakaian normal, jarak tempuh maksimal biasanya mencapai 40 ribu km.
5. Benjolan di Ban
Seiring pemakaian, bagian luar dan dalam ban semakin lemah. Meski tidak pasti terjadi, ban bisa timbul benjolan di area kembangan atau dinding. Ibarat pembuluh darah manusia pecah, hal serupa juga terjadi di ban. Penyebab ban benjol bisa dari pengisian angin yang terlalu berlebihan dan sering menghajar lubang. Ban yang sudah tua juga bisa mengalami perubahan bentuk. Jika terus dibiarkan, benjol bisa terjadi di tapak dan dinding. Ban yang benjol dapat dirasakan dari getaran atau terasa goyang saat mobil berjalan.
Sumber: Oto.com
Advertisement