Liputan6.com, Jakarta - Ferrari memang menjadi ancaman serius bagi tim Mercedes. Hanya saja, dalam beberapa seri terakhir, pabrikan berlogo Kuda Jingkrak ini tertinggal dari merek mobil asal Jerman tersebut.
Usut punya usut, ketertinggalan Ferrari atas Mercedes yaitu soal sensor penggunaan baterai ganda di mobil balapnya. Setidaknya hal itulah yang tercatat dari hasil analisis sementara yang dilakukan FIA.
Advertisement
Baca Juga
Namun, hal itu dibantah keras tim Ferrari. Bahkan bos tim Ferrari, Maurizio Arrivabene menyatakan, prihatin perihal pengetahuan tentang sensor telah sampai ke publik domain.
“Layout berita kami sangat kompleks jadi kami menyetujui ajakan FIA untuk bekerja sama dengan mereka,” ungkap Arrivabene seperti dilansir Autosport yang dikutip Sky Italia, Minggu (7/10/2018).
“Kami memiliki sensor kedua, tapi itu tidak mengubah apapun apalagi jika bicara kinerja performa mobil,” sambung Arrivabene.
“Saya harap karena semua orang telah mengetahui soal sensor kedua, di masa depan mereka tak perlu lagi diberikan info terkait projek kami. Ini akan menjadi masalah serius,” jelasnya.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Lambat di Tikungan
Sepanjang musim 2018, FIA telah memasang dua sensor ke dalam mobil Ferrari untuk memastikan timnya tidak melakukan hal yang dilarang.
Arrivabene sendiri membantah, penurunan Ferrari dalam beberapa balapan terakhir bukan karena jet daratnya jadi lambat saat melaju di lintasan lurus.
Sebab, balapan di Singapura dan Russia beberapa waktu lalu, Ferrari lebih unggul. Sebaliknya, Ferrari masih harus bekerja keras karena mobil melambat di tikungan lambat.
Sementara itu, masalah kecepatan saat tikungan justru membuat ban tidak bisa bekerja secara maksimal seperti pada mobil Mercy.
Advertisement