Liputan6.com, Jakarta - Seiring dengan kemajuan teknologi, industri otomotif menjadi salah satu sektor yang paling rentan terhadap perubahan. Salah satu yang kini semakin dilirik adalah bagian sistem transmisi. Untuk transmisi matik, tersedia model konvensional dan ada juga yang sudah mengusung CVT (Continuously Variable Transmission).
Hal yang perlu diperhatikan, perawatan yang berbeda antara keduanya. Pasalnya, mekanisme dan komponen pada CVT berbeda jauh dengan matik biasa.
Advertisement
Baca Juga
Suparman, Kepala Bengkel Auto2000 Yos Sudarso menjelaskan, transmisi CVT memiliki perawatan khusus yang tidak boleh diabaikan pemilik mobil. Paling tidak, harus rajin melakukan pengecekan dan pergantian pelumas. “Bentuk perawatan sebenarnya tidak susah. Namun tidak boleh dianggap remeh juga. Cukup rutin melakukan pergantian oli CVT yang fungsinya untuk melumasi rantai CVT. Ini sangat penting untuk diperhatikan pemilik Toyota yang mobilnya sudah menggunakan teknologi CVT,” jelas Suparman.
Kapan waktu pergantian oli yang tepat? Suparman menjelaskan, normalnya tiap 10.000 km atau lima tahun. Namun dengan catatan sama sekali tidak ada kebocoran. Tapi bila Anda ingin menjaga komponen CVT agar tetap prima saat digunakan, baiknya pemilik kendaraan mengganti tiap 10.000 km.
Kondisi tersebut lebih baik, mengingat kondisi seperti Jakarta selalu macet. Belum lagi ditambah dengan cuaca panas yang ekstrem. Bila tiap hari pemilik mobil bertransmisi CVT dihadapi situasi begitu, maka sangat disarankan melakukan pergantian pelumas lebih cepat. “Sudah saya jelaskan sebelumnya, walau macet posisi mobil berhenti, namun komponen dalam mesin termasuk transmisi itu tetap bekerja. Lebih cepat pergantiannya lebih bagus sehingga membuat rantai CVT jadi tahan lama tidak mudah aus,” imbuh Suparman.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mengganti Oli
Dalam melakukan pergantian oli, Suparman juga menekankan untuk tidak sembarang membeli dan memilih. Perlu diingat, walau sama-sama CVT, tapi spesifikasi oli yang digunakan pada tiap mobil berbeda. Khusus Toyota, dari pihak pabrikan sudah memiliki standar khusus bagi pelumas CVT, yakni Toyota Genuine CVT Fluid FE. Oli ini dirancang sesuai dengan karakteristik mobil.
“Jangan menggunakan oli yang tidak disarankan. Karena belum tentu baik untuk melumasi CVT. Pelumas Toyota secara keunggulan sudah pas karena dibuat sesuai kebutuhan kendaraan CVT. Viskositasnya tinggi yang membuat friction loss lebih baik saat temperatur rendah,” akunya.
Risiko penggunaan pelumas CVT di luar Toyota, dikatakan bisa membuat beberapa kerugian. Mulai dari tenaga yang kurang responsif, transmisi menyentak, sampai membuat CVT rusak. Dampak terburuk, mobil tak bisa lagi digunakan beraktivitas.
Sumber: Oto.com
Advertisement