Liputan6.com, Jakarta - Keberadaan airbag (kantung udara) di dalam mobil ditambah penggunaan seatbelt (sabuk pengaman) saat mengemudi perlu dilakukan secara bersamaan. Hal ini agar potensi cidera parah dapat diminimalisir.
Namun menurut Davik Nugroho, Global Project Management Methods and Engineering Proces Autoliv (produsen airbag dan sabuk pengaman), tanpa seatbelt dan airbag, pengemudi dan penumpang akan terbentur lingkar kemudi serta dashboard.
“Bahkan bisa tanpa itu (airbag dan seatbelt), saat kecelakaan tubuh bisa terbang keluar. Jadi kalau kalau nonton film terus orang terbang (ketika kecelakaan mobil) itu bukan hanya di film, karena pada kenyataannya itu real, bisa terjadi,” ujar Davik saat ditemui di acara ASEAN Automobile Safety Forum 2018 yang digelar oleh Asean New Car Assessment Program (NCAP) di Proving Ground Bridgestone di Karawang, Jawa Barat.
Advertisement
Menurut Davik, agar sistem perlindungan berjalan dengan sempurna, alangkah baiknya sistem perlindungan juga bekerja dengan baik. yaitu termasuk crumple zone.
Jika crumple zone bekerja dengan baik, maka dari sejumlah pengetesan, kerusakaan berupa mobil ringsek hanya sampai pilar A atau mencapai perbatasan mesin dan dashboard.
Saksikan Juga Video Pilihan di Bawah Ini:
Selanjutnya
Sedangkan fungsi dari airbag dan seatbelt, mampu mengurangi kecepatan tubuh, sehingga mencegah pengemudi dan penumpang mengantam setir dan dashboard atau terlontar keluar lewat jendela.
“Kalau terjadi kecelakan, kapan tubuh menghantam benda keras itu sekitar 35-50 mill second, atau 0,03-0,05 detik, bahkan tidak bisa dilihat mata,” katanya.
“Bahkan kalau pengetesan dilakukan gambar diambil dari video yang merekam cepat sampai 5000 frame per seken Kecepatannya 50-64 km, kalau side bisa 50-30 km, itu tetap kencang,” tambahnya.
Advertisement