Liputan6.com, Manila: Beberapa pabrik Honda di Asia Tenggara terkena dampak dari banjir besar yang menerjang wilayah Thailand. Pabrik perusahaan otomotif asal Jepang itu bahkan ditutup karena kekurangan bahan produksi yang disebabkan oleh banjir. Meskipun sempat merugi, Honda berjanji untuk tidak menggunakan atau menjual kendaraan dan "spare part" yang terkena dampak banjir.
Seperti dilansir dari Reuters, Selasa (27/12), Honda menghancurkan sedikitnya 1.055 mobil yang rusak akibat banjir. Pihak Honda mengatakan kendaraan yang dinilai gagal itu dihancurkan dengan cara ramah lingkungan. Proses ini melibatkan pembongkaran mesin dan transmisi, mengompresi "body". Selain itu, Honda juga mendaur ulang bagian body mobil, seperti aluminium dan karet, serta membuang bahan berbahaya seperti baterai dan cairan.
Model yang dihancurkan termasuk Brio, Jazz, City, Civic, Accord, dan CRV yang diekspor ke lebih dari 30 negara di seluruh dunia. Wakil Presiden Eksekutif Honda Automobile Thailand Pitak Pruittisarikorn mengatakan bahwa Honda tidak akan menjual kembali produk yang rusak. (Vin)
Seperti dilansir dari Reuters, Selasa (27/12), Honda menghancurkan sedikitnya 1.055 mobil yang rusak akibat banjir. Pihak Honda mengatakan kendaraan yang dinilai gagal itu dihancurkan dengan cara ramah lingkungan. Proses ini melibatkan pembongkaran mesin dan transmisi, mengompresi "body". Selain itu, Honda juga mendaur ulang bagian body mobil, seperti aluminium dan karet, serta membuang bahan berbahaya seperti baterai dan cairan.
Model yang dihancurkan termasuk Brio, Jazz, City, Civic, Accord, dan CRV yang diekspor ke lebih dari 30 negara di seluruh dunia. Wakil Presiden Eksekutif Honda Automobile Thailand Pitak Pruittisarikorn mengatakan bahwa Honda tidak akan menjual kembali produk yang rusak. (Vin)