Sukses

Keuntungan Memiliki Motor dengan Posisi Knalpot Tinggi

Ternyata memiliki motor dengan posisi knalpot cukup tinggi memiliki kelebihan tersendiri. Semakin tinggi motor, maka semakin mungkin ia "selamat" saat menerjang genangan air.

Liputan6.com, Jakarta - Ternyata memiliki motor dengan posisi knalpot cukup tinggi memiliki kelebihan tersendiri.  Semakin tinggi motor, maka semakin mungkin ia "selamat" saat menerjang genangan air. 

Logikanya, knalpot adalah saluran pembuangan terakhir dari mesin yang mengeluarkan gas sisa pembakaran mesin. Maka knalpot harus terbebas dari zat apapun. Ketika knalpot kemasukan air seperti ketika melintasi genangan banjir, maka bagian mesin akan bermasalah.

"Air yang masuk ke knalpot bisa mengalir sampai mesin. Kalau ada air di mesin, pasti kerja mesin bermasalah, bisa mati," ujar Eko Safitrianto, mekanik Clinic Motor yang terletak di Duren Tiga, Jakarta Selatan, kepada Liputan6.com.

Selain knalpot, tentu patokan lainnya adalah busi. Tanpa busi yang kering, maka tak mungkin pembakaran berjalan maksimal, bahkan tidak akan ada pembakaran. Dan ketika melintasi genangan, busi yang rendah berpotensi besar kena percikan air. 

"Jadi semakin tinggi busi dan knalpot, bisa lebih gampang lewati banjir," tambah Eko. 

Meski demikian, Eko mengatakan bahwa pemilik motor dengan knalpot rendah juga tetap bisa selamat dari banjir dengan beberapa syarat. Yaitu dengan cara menutup lubang knalpot dengan plastik atau kain, lalu melintasi banjir dengan posisi mesin mati.

"Mending seperti itu (knalpot disumbat dan mesin dimatikan), kalau dipaksa dinyalain, sayang komponen dalam mesin bisa rusak," tuutp Eko.   

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Maksimalkan Performa, Ferrari Rombak Desain Knalpot

Tim balap Ferrari terus melakukan rombakan pada mobil balapnya. Kali ini, Ferrari baru saja menguji coba penggunaan sistem knalpot baru pada Grand Prix Jerman. Knalpot dengan desain unik dan baru itu disambungkan dari saluran mesin turbo. 

Desain knalpot ini sudah dipasang pada pada mobil Sebastian Vettel. Sementara Kimi Raikkonen masih menggunakan knalpot lama. Demikian dilansir motorsport.com, Sabtu (21/7/2018).

 

 
 

 

Perubahan pada knalpot Ferrari ini dilakukan seiring pergantian desain sayap belakang yang lebih melengkung. Sekaligus juga kemungkinan adanya pembuangan ekstra dari sayap belakang. 

FIA sendiri dalam setahun belakangan telah membatasi aerodinamis mobil yang tercipta dari knalpot mobil.

Namun agar mobil bisa tetap aerodinamis, mereka harus memanfaatkan gas buang. Mengubah desain knalpot adalah salah satu cara yang ditempuh Ferrari terkait hal ini. 

Perubahan knalpot ini juga bakal menguntungkan karena mesin bisa dikemas lebih tertutup dan rapat. 

Selain mengubah desain knalpot, Ferrari juga bakal menggabungkan pipa pembuangannya di atas knalpot karena adanya pilar kembar untuk sayap belakang.Â