Liputan6.com, Palembang - Dunia otomotif dikejutkan dengan penangkapan bos besar Nissan, Carlos Ghosn, terkait pelanggaran keuangan yang dilakukan Ghosn selama memimpin Nissan hampir dua dekade.
Kabar Ghosn ini juga menjadi kabar tak sedap bagi Mitsubishi, sebab, pabrikan berlogo tiga berlian itu telah beraliansi bersama Nissan dan juga Renault setelah sahamnya diakuisisi pada 2016. Tentunya, Ghosn sendiri menjadi sebagai Chairman di dalamnya.
Advertisement
Baca Juga
Akibat kasus ini, baik Nissan maupun Mitsubishi, kedua perusahaan raksasa berbasis di Jepang itu mencopot jabatan Ghosn.
Lantas, bagaimana dengan Mitsubishi Indonesia, sebagaimana melalui PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia yang berada di bawah naungan aliansi Nissan dan Mitsubishi.
Menanggapi hal tersebut, Head of Sales and Marketing Group MMKSI, Imam Chaeru Cahya, angkat bicara. Menurutnya, hingga saat ini belum ada perubahan kebijakan.
“Sampai saat ini belum ada perintah apa-apa dan tidak berpengaruh apa-apa,” ucap Imam saat ditemui di acara Xpander Tons of Reals Happiness di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (23/11/2018).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Selanjutnya
Hal itu pun disampaikan Intan Vidiasari, Deputy Group Head Planning & Communication, menurutnya, kasus ini bukan terkait di aliansi Nissan-Mitsubishi, melainkan hanya pada Nissan.
“Oleh sebab itu MMKSI tak bisa komentar karena brand lain, bukan terkait aliansi,” ujar Intan.
Pasca ditangkapnya Carlos Ghosn Senin (19/11/2018) waktu setempat, Mitsubishi Motor Corporation sebagai principal, langsung ikut melakukan investigasi akan masalah tersebut.
“MMC tidak memiliki kepentingan langsung. Belum ada informasi perubahan apapun,” lanjut Imam.
Advertisement