Liputan6.com, Jakarta - Penjualan mobil murah sedang mengalami kemunduran. Dibanderol lebih murah dibandingkan model mobil lainnya, segmen mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC) ternyata tak selalu mampu meningkatkan penjualan sektor otomotif.
Berdasarkan data yang Liputan6.com terima, selama Januari-Oktober 2018 wholesale sales (pabrik ke dealer) segmen LCGC hanya 181.000 unit. Angka ini turun dari periode yang sama pada 2017 yang tembus 199.000 unit.
Advertisement
Baca Juga
Menanggapi penjualan LCGC yang merosot, Fransiscus Soerjopranoto, Executive General Manager PT Toyota Astra Motor menyatakan ada beberapa faktor.
“Bahwa segmen menengah kelas bawah itu ada kena impact, NPL (Non performing loan/ Kredit bermasalah), ada tightening dari leasing company, terus bunga naik. Dan itu yang pengaruhi daya beli masyarakat,” ujar Soerjo saat ditemui beberapa waktu lalu.
Sebaliknya, Soerjo menyatakan segmen kelas menengah atas di tahun ini justru mengalami peningkatan penjualan.
"Kalau menengah atas punya uang. Cuma kalau mobilnya tidak menarik dia tak beli. Jadi mereka lihat produk-produk yang menarik,” katanya.
Saksikan Juga Video Pilihan di Bawah Ini:
Selanjutnya
Soerjo mengatakan, segmen LCGC pada dasarnya menyumbangkan seperlima dari total market penjualan otomotif.
“LCGC itu bukan hanya punya Toyota-Daihatsu, tapi punya banyak. Sebenernya LCGC itu tulang, bukan daging, cuma memenuhi peraturan pemerintah. Jadi bukan untuk profit, kalau untuk profit itu arahnya ke media up, LCGC untuk comply pemeritah,” terangnya.
Adapun untuk penjualan LCGC Toyota antara lain Agya pada Januari-November 2018 tercatat 26.936 unit. Sedangkan untuk Calya menncapai 59.244 unit.
Secara total kedua mobil yang masuk dalam segmen LCGC tersebut telah terjual pada Januari-November sebanyak 86.180 unit.
Advertisement