Liputan6.com, Jakarta - Mesin mungil 4-silinder dengan turbocharger menjadi pilihan yang umum di dunia otomotif. Asumsinya, mesin kecil lebih hemat bahan bakar. Sementara tambahan turbocharger, bisa mendongkrak tenaganya. Soal konsumsi bahan bakar masih jadi perdebatan. Tapi hasilnya memang signifikan untuk urusan performa.
Di Indonesia, mesin kecil (di bawah 1,8 liter) dengan turbo, bukan barang baru. Era 1980-an Daihatsu pernah menjual Charade dengan kapasitas mesin 1,0 liter turbo. Pada 1990-an Fiat hadir dengan Uno Turbo.
Advertisement
Baca Juga
Maju ke zaman milenial, berbarengan dengan tren downsizing (dimensi minimalis, kemampuan maksimal) dan maraknya pasar SUV-Crossover, membuat General Motors Indonesia memboyong Chevrolet Trax. Mobil ini menggebrak pasar dengan mesin 1,4 liter turbo. Performanya hampir sama seperti Honda HR-V Prestige 1.8, dengan harga jual yang lebih murah. Belum lagi pabrikan premium seperti BMW dan MINI juga menyodorkan mesin tiga silinder turbo untuk kalangan premium.
Tidak perlu waktu lama, Honda juga memboyong CR-V (dan Civic), dengan mesin 1,5 liter turbo. Tenaganya mencapai 186,4 Tk dengan torsi 220 Nm. Rivalnya, Nissan X-Trail bermesin 2.0 liter. Output tenaganya 142 Tk, torsi 200 Nm. ‘Pedihnya’ lagi, mesin Honda itu bukan baru. Honda mengembangkan mesin L15, mengganti i-VTEC dengan VTEC, dan memasangkan turbocharger. Basis mesin yang sama bisa Anda temukan di Honda Jazz, City, HR-V (1,5 liter), juga Freed.
Â
Konsumsi BBM Menjanjikan?
Itu semua berkat penggunaan turbocharger. Peranti induksi, yang memaksa udara lebih banyak masuk ke ruang bakar saat mesin berputar. Dengan kian banyak udara, pembakaran lebih sempurna, dan tenaga yang tercipta lebih besar.
Dulu, konsekuensinya bahan bakar yang diperlukan juga lebih banyak. Tapi karena dipasangkan pada mesin berkapasitas kecil dengan beragam teknologi efisiensi, maka otomatis konsumsi bahan bakarnya jadi masuk akal. Ambil contoh Honda CR-V 1.5 Turbo yang pernah kami uji. Konsumsi BBM luar kota 18,1 kpl, pemakaian normal. Untuk sebuah mobil dengan bobot 1,6 ton, angkanya menjanjikan. Dan inilah yang diinginkan oleh pabrikan.
Nah, keberhasilan Chevrolet, Honda, BMW/MINI sepertinya juga mendorong pabrikan lain untuk menjejalkan mesin turbo pada produknya, baik dalam bentuk SUV atau lainnya. Pabrikan Cina DFSK sudah memasarkan Glory 580 dengan jantung mekanis 1,5 liter turbo.
Yang terbaru, Wuling pun dikabarkan sedang menyiapkan SUV dengan mesin 1,5 liter turbo. Mobil dimaksud sudah diperlihatkan wujud konsepnya di GIIAS 2018, Agustus lalu dan sukses mengundang minat pengunjung.
Â
Advertisement
Hanya Waktu yang Menjawab
Jadi, apakah mesin turbo jadi solusi mesin konvensional di masa depan? Boleh jadi. Tapi, penggunaan mesin ini masih di tahap awal. Masih mengundang pertanyaan, seperti apa daya tahannya. Di Amerika, mesin turbo yang digunakan Honda CR-V dan Civic mulai terdeteksi mengalami masalah. Bensin yang tidak terbakar sempurna bisa masuk ke saluran oli.
Di sisi lain, Chevrolet Trax, misalnya. Tidak ada yang mengeluhkan kendala teknis selain harga suku cadang yang mahal. Sedangkan DFSK Glory 580, masih benar-benar baru dan belum banyak yang menggunakan.
Pertanyaan kedua, perawatannya seperti apa? Penggunaan turbocharger berarti mesin punya lebih banyak komponen dan sistem kerjanya lebih rumit. Betul, solusi mudahnya, serahkan ke bengkel resmi. Tapi kalau tidak sempat? Hal inilah yang menghalangi pabrikan konservatif seperti Toyota, menggunakan teknologi turbo di mesin kecil untuk produk massal.
Barangkali ini bakal terjawab seiring waktu. Ingat saat semua merek mobil beralih ke mesin injeksi? Termasuk untuk mobil angkutan umum dan komersial. Lama-lama semua bengkel hingga ke pelosok menerima perbaikan mesin injeksi. Hal serupa juga bisa terjadi kalau penggunaan mesin turbo makin banyak.
Saat ini sudah lima pabrikan yang mengaplikasikan mesin kecil bertenaga turbo. Kalau benar nanti Wuling SUV seperti itu dan sukses, bukan tidak mungkin jadi indikasi kuat teknologi mesin turbo bisa diterima.
Apakah mobil dengan mesin seperti ini layak dipertimbangkan? Kami bilang, ya! Dengan catatan didukung jaringan purnajual yang bisa diandalkan.
Sumber: Oto.com