Liputan6.com, Jakarta - Salah satu sektor yang turut digenjot Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) adalah ekspor otomotif. Secara spesifik, Menteri Perindustrian menyebut jenis sedan, Indonesia harus bisa bertaji di level internasional.
"Pada tahun depan (2019), kami genjot sektor itu agar mampu meningkatkan ekspor, terutama yang punya kapasitas lebih. Selain itu, dapat mendorong pengoptimalan tingkat komponen dalam negeri (TKDN)," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto seperti dilansir laman resmi Kemenperin, (21/12).
Menperin menjelaskan, langkahnya mendongkrak kinerja industri manufaktur berorientasi ekspor. Ini menjadi perhatian utama, guna memperbaiki neraca perdagangan sehingga semakin memperkuat struktur perekonomian nasional. “Apalagi, selama ini produk manufaktur sebagai kontributor terbesar pada nilai ekspor kita,” tegasnya.
Advertisement
Nilai ekspor dari industri pengolahan nonmigas hingga akhir 2018, diperkirakan menembus USD130,74 miliar. Capaian ini meningkat dibanding tahun sebelumnya sebesar USD125,10 miliar. “Saat ini, ekspor produk industri telah memberikan kontribusi 72,28 persen dari total ekspor nasional,” imbuhnya.
Airlangga menyampaikan, pemerintah sedang merancang kebijakan pemberian insentif fiskal yang dapat memicu industri lebih giat melakukan ekspor.
"Selain itu, perlu dilakukan harmonisasi tarif dan revisi PPnBM untuk menggairahkan industri otomotif di Indonesia memproduksi kendaraan sedan. Sebagai upaya memenuhi kebutuhan pasar mencanegara, seperti ke Australia," ungkapnya.
Berdasarkan data Kemenperin, pada Januari-Oktober 2018, industri otomotif di Indonesia mengekspor kendaraan roda dua dengan total nilai sebesar USD1,3 miliar. Sedangkan untuk kendaraan roda empat, dengan nilai USD4,7 miliar.
Selanjutnya
Di samping itu, Menperin mengemukakan, Indonesia masih menjadi negara tujuan utama investasi. Bahkan, adanya perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina, dinilai membawa peluang bagi Indonesia. “Beberapa perusahaan ada yang sudah menyatakan minat investasi di Indonesia, seperti industri otomotif dari Korea dan Jerman.” sebutnya.
Pada 2019, pemerintah Republik Indonesia juga semakin gencar melaksanakan program pendidikan dan pelatihan vokasi dalam meningkatkan kompetensi sumber daya manusia. Skema ini diharap dapat meningkatkan kualitas pekerja dari level paling bawah.
Dengan anggaran sebesar Rp1,78 triliun, Kemenperin menyelenggarakan pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi menuju dual system. Serta membangun politeknik atau akademi komunitas di Kawasan industri.
Dirinya menambahkan, dengan terpilihnya Indonesia menjadi Official Partner Country di Hannover Messe 2020, Kemenperin berkesempatan memperkenalkan roadmap Making Indonesia 4.0. Juga mendorong investasi di bidang manufaktur dan pengembangan infrastruktur digital.
Sumber: Oto.com
Advertisement