Liputan6.com, Jakarta - Toyota diketahui berkolaborasi dengan BMW dalam mengembangkan mobil sport. Salah satu karya hasil kolaborasi itu adalah mesin yang digunakan oleh BMW Z4.
Mesin 3.0L inline 6-silinder itulah yang juga akan menjadi jeroan Toyota Supra generasi kelima. Meskipun mesin itu akan tetap di-tune oleh Toyota untuk disesuaikan dengan gayanya, tapi penggunaan mesin ini seolah Toyota tak mau mengembangkan mesin sendiri.
Pada wawancara dengan Autonews Eropa, Chief Engineer Toyota Supra, Tetsuya Tada mengatakan bahwa keputusan ini bukan tanpa alasan. Menurutnya keputusan ini juga ada hubungannya dengan permintaan konsumen.
Advertisement
Hal yang paling utama saat Toyota memutuskan membangkitkan Supra kembali adalah melanjutkan mesin 6-silinder. Berdasarkan hasil survey konsumen, hal ini adalah suatu keharusan, mengingat keempat generasi sebelumnya memiliki mesin inline 6-slilinder.
Toyota Supra juga disebut bukan akan menjadi volume maker bagi Toyota sendiri. Didukung alasan bisnis itulah, mesin BMW Z4 roadster menjadi pilihan yang paling logis bagi Toyota.
Menggunakan mesin hasil kerjasama dengan BMW akan lebih mudah daripada mengembangkan mesin inline 6-silinder sendiri.
Â
Selanjutnya
Mesin asal Bavarian ini disetel oleh para insinyur Toyota untuk Supra. Seperti transmisi 8-percepatan dan chassisnya. Beberapa hari lalu Toyota juga memamerkan suara mesin Supra, sebelum diluncurkan di Detroit bulan depan.
Toyota pun telah mengonfirmasi bahwa Supra akan memiliki tenaga lebih dari 300 hp, tapi unit mesin 3.0L itu harusnya mampu lebih dari itu, minimal 382 hp dan torsi 369 lb-ft, sama seperti pada Z4 M40i.
Kabarnya, Toyota juga akan menghadirkan versi mesin lebih kecil, yakni menggunakan mesin 2.0L 4-silinder yang bertenaga 262 Tk, seperti yang dilansir dari Carbuzz. Bisa jadi versi entry level ini akan memiliki harga yang lebih murah.
Sumber: Otosia.com
Advertisement